Mohon tunggu...
Elizhabet Elzha
Elizhabet Elzha Mohon Tunggu... Penulis -

#travellerkembangtebu yang mengabdikan diri pada netbook sebagai #Pekerjatekskomersial di http://www.elzha09.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Peluang dan Tantangan Wisata Halal di Pulau Santen Banyuwangi

8 November 2017   02:45 Diperbarui: 8 November 2017   03:08 2985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat Datang di Pantai Syariah-Pulau Santen, Dok.Pri

Sahabat Kata suka berwisata? Aku Juga. Apalagi berwisata ke pantai untuk berjemur dan berenang. Kali ini, aku akan berbagi pengalamanku tentang berwisata di pantai yang berada di ujung timur Pulau Jawa. Agak sedikit berbeda dengan pantai-pantai yang pernah aku kunjungi sebelumnya. Pertama adalah baliho selamat datang yang terpampang nyata seukuran layar tancep bertuliskan Selamat Datang di Pantai Syariah-Pulau Santen.

                                                

Apa yang Sahabat Kata bayangkan?

Hijab, pembatas, pengelompokan, khusus muslim,...

Berikut pendapat Sahabat Kata via Fesbuk yang terpublikasi pada 22 Oktober 2017 jam 13:44

Lusi Tris: Skala pariwisatanya jauh berbeda. Pariwisata di Jogja itu sdh industri yg masif dg wisatawan yg bener2 kyk melting pot. Tiap perubahan besar dampaknya jg masif. Mungkin nggak harus bener2 dipisah spt itu kyk gitu tp prasarana ibadahnya dibuat istimewa. Musholl ada disemua obyek wisata dg tempat wudhu yg suci, terpisah dr toilet.
Yoanna Fayza: Kalo dipisah gitu yg dateng sekeluarga gimana? Tetep kudu pisah?
Prima Hapsari: Duh, neng pantai Ra iso nggo celana gemes Iki
Titin Mabruroh: Kerennn bangeettt
Fa Seggaf: Like

Baiklah... mari kita lanjutkan obrolan ini, jangan lupa siapkan kopi atau teh dan camilan.

"Elzha ngapain, sih piknik ke Banyuwangi?"

"Ini piknik aka kerja," ucapku kepada seorang kawan.

Ceritanya begini, Banyuwangi adalah daerah yang telah berhasil membranding diri tentang destinasi wisata. Nah, pada  tanggal 21 Oktober 2017 ada event tahuan yang disebut Ngopi Sepuluh Ewu yang berarti Ngopi Sepuluh Ribu di Desa Kemiren.

Elzha tidak sendiri, saat itu kami berdua belas terdiri dari fotografer (Rani, Kenedi, Richard, Heri), Bloger (Monyo, Elzha, Khun), videografer (Ghifari, Febri, Christ-Jalutajam) dan buzzer (malamuseum dan kulineryogya) tujuan kami adalah belanja konten dan manajemen kegiatan pariwisata.  

Bermaksud sekali rengkuh dayung, dua, tiga pulau terlampaui. Kami pun melakukan perjalanan ke Banyuwangi sejak tanggal 19-22 Oktober 2017. Tak hanya Suku Using-Suku Minorotas Banyuwangi di Desa Kemiren yang kami pelajari namun juga beberapa destinasi lainnya. Pantai Syariah salah satunya.

Mengapa harus ke Pantai Syariah?

Sore itu Banyuwangi cukup cerah dan cenderung terik sih. Sekitar pukul 16.00 kami sampai di Pulau Santen, Banyuwangi. Tujan ke Pulau Santen bukan untuk menikmati senja. Ayal saja, pantai yang terletak diujung timur Pulau Jawa ini justru menghadap Pulau Bali dan Taman Nasional Bali. Sama persis seperti Pantai Boom dan Pantai Cacalan.

Sebab sudah di Banyuwangi dan Pantai ini cukup dekat dari Pusat Kota Banyuwangi maka kami jadwalkan untuk sekedar cari-cari pandangan tentang Pantai Syariah. Hal ini untuk menanggapi pencanangan program wisata halal oleh kementrian Pariwisata RI di beberpa daerah termasuk Jogja.

Kementrian Pariwisata RI pada tahun 2019 memiliki target 20 juta Wisatawan Manca Negara dan 275 juta perjalanan Wisatawan Nusantara. Salah satu strategi yang dikembangkan adalah menajdikan Indonesia sebagai World's Best Halal Tourism Destination. Optimisme ini didukung oleh beberapa data berikut:

Nominasi Wisata halal sejak 2015

Lombok, Indonesia as The World's Best Halal Tourism Destination.

Lombok, Indonesia as The World's Best Halal Honeymoon Destination.

Sofyan Hotel as The World's Best Family Friendly Hotel.

                                                                                                                   Tabel. Daya Saing Wisata Halal Indonesia

Data Daya Saing Wisata Halal,dok.Kemenpar RI
Data Daya Saing Wisata Halal,dok.Kemenpar RI
Indonesia menduduki posisi ke 3 setalah Singapura dan Malaysia di Asia Tenggara sebagai destinasi halal dunia. Kondisi ini perlu digenjot untuk menembus angka 1,7 juta menjadi 5 juta wisman muslim agar Indonesia menjadi Destinasi No. 1 di Dunia. Adapun wisata halal di Indonesia antara lain; Aceh, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan.

Oktober lalu juga diadakan workshop percepatan Wisata Halal oleh pihak Kemenpar di Jogja. Lalu apa peluang dan tantangannya?

Pandangan Mata Pantai Syariah Banyuwangi

Tak seperti pantai pada umumnya, tapi lebih pada seperti kita hendak masuk ke area masjid yang sudah dipisahkan antara lelaki dan perempuan. Hal ini membuat salah satu teman saya menjadi gamang dan akhirnya minum obat di Pantai. Mungkin dia shock harus ikut Elzha dan Kulineryogya atau Kak Khun dan teman lelaki lainnya, sebuat saja dia Monyo. Selain baliho aturan jalur masuk, di Panatai ini juga dilengkapi dengan tata tertib di Pantai Syariah yang diperuntukkan kepada muslim.

Petunjuk jalur masuk pengunjung perempuan dan lelaki, dok.pri
Petunjuk jalur masuk pengunjung perempuan dan lelaki, dok.pri
Tata Tertib Kawasan Pantai Syariah-Pulau Santen, dok.pri
Tata Tertib Kawasan Pantai Syariah-Pulau Santen, dok.pri
Aku masuk di wilayah khusus perempuan bersama Mimin Kulineryogya dan di susul Christ-Jalutajam. Baru asiknya menanggapi fenomena unik ini tiba-tiba seorang lelaki mengantari kami dan bilang, "Maaf, Mas ini area khusus perempuan," ucapnya dan Christ-Jalutajam langsung out menuju area yang disediakan dengan melewati pagar pembatas.

Aku pun menebar pandang dan berhenti pada sekelompok nelayan, "Mas, itu mereka bisa berkempok di sana (menujuk nelayan) dan itu mereka selfi-selfi (sekelompok remaja putri di area lelaki)," sergahku merasa tak mendapat keadilan. Menurut Mas itu, khusus untuk nelayan diperbolehkan bergerombol di area mana pun.

Kawasan khusu perempuan, kursi malas itu sewa 10 ribu bayar di muka kepada pengawas pantai, dok.pri
Kawasan khusu perempuan, kursi malas itu sewa 10 ribu bayar di muka kepada pengawas pantai, dok.pri
Kami mulai mengomel dan mengeluarkan teori-teori yang bisa meng-counter kondisi ini atas dasar pembatasan ruang gerak. Bahasan kami mulai dari teori feminis, HAM, Kebebasan Berserikat dan berkumpul, hingga ancaman terorisme dan radikalisme. Ya, kami tidak sedang menikmati lansakap alam, tapi sedang berusaha menerima dan melakukan asimilisi terhadap pengetahuan.

Tidak semua wilayah berkarakter sama, pangsa pasar wisata manca negara pun. Indonesia saat ini pasarnya adalah negeri barat yang mereka butuh fasilitas seperti di negaranya, bukan? contohnya beer, cara berpakaian, dan kebutuhan lainnya. Beda ketika kita bicara Korea, yang target pasarnya seluruh dunia termasuk muslim. Mereka akan memberikan fasilitas-fasilitas halal.

Peluang dan Tantangan

Perlindungan pada  perempuan dan anak, pengelompokan pereman dan anak menjadikan mereka aman dari gangguan pelecehan seksual dan kekerasan lainnya di tempat umum. Namun kita juga harus berpikir pada keluarga yang mereka harus mengawal dan mengasuh anak berdua (suami-isteri) di manakah ruang mereka. Jika diberikan pemakluman bagaimana dengan para jomblo? Perempuan dipisahkan dengan lelaki agar lebih aman, seolah perempuan adalah makhluk tak berdaya yang tak bisa berbuat untuk melindungi dirinya sendiri.

Perlakuan khusus terhadap nelayan bisa berkumpul di semua kawasan Pantai Syariah dok.pri
Perlakuan khusus terhadap nelayan bisa berkumpul di semua kawasan Pantai Syariah dok.pri
Risiko tersusup kelompok radikal, tanpa bantuan alat tertentu dan hanya mengandalkan pandangan mata. Semakin sulit jika pengelompokan ini dilakukan tanpa ada sistim pengawasan yang baik misalnya CCVT yang bisa merekam gerak-gerik mencurigakan. Perlu diketahui bersama perempuan juga berperan aktif dalam melakukan propaganda dan cenderung sangat terselubung.

Pembatasan interaksi, aku tak bisa bayangkan ketika ada yang "mohon maaf kecelakan" saat berwisata dan para lelaki merasa dibatasi ruang untuk melakukan pertolongan pertama. Berenang di pantai dan ternyata masuk area lawan jenis kemudian berpindah. Hal ini bertentangan dengan UUD 45 Pasal 28 soal kebebsan berserikat dan berpendapat.

Indonesia adalah negara majemuk, meski memiliki penduduk yang mayoritas muslim, tidak lantas tindakan homogenisasi ini dilakukan. Apalagi, Indonesia kental akan adat budaya yang tidak justru bisa hilang dengan adaya penerapan-penerapan sistim seperti ini. Ini justru bertentangan dengan prinsip wisata halal yang juga menganut iklusif.

Jika, Wisata Halal atau Wisata Syariah diterapkan di Jogja pun daerah lain setidaknya ada fasilitas pendukung yang harus disediakan seperti:

Kamera pengawas dan peralatan keamanan, jika tujuan wisata syariah/halal ini digunakan untuk pembatasan perilaku asusisa, maka lebih pas jika ada kamera pemantau yang setiap saat bisa mengawasi pengunjung. Peralatan keamanan atau kode-kode yang bisa dilakukan pengunjung saat terjadi tindakan yang membahayakan dirinya.

Petugas wisata yang sesuai dengan kelompoknya, petugas akan bertugas membantu wisatawan yang sudah ditentukan kelompoknya. Petugas perempuan akan melayani petugas perempuan pun sebaliknya

Sarana dan prasarana ibadah yang suci, seperti pernyataan Mak Lusi di FB sebaiknya tempat wudhu dipisahkan dengan toilet untuk menjaga kesuciannya.

Penginapan dan Restoran Halal, Urusan wisata tidak bisa terlepas dari urusan perut dan istirahat. Pengadaan penginapan dan restoran yang menyajikan menu halal juga wajib ada di sekitar destinasi wisata.

Keamanan dan keadilan adalah tanggung jawab bersama dan pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan hukum yang berlaku. Sebab Adil tidak selamanya dengan takaran yang sama. 

Demikian catatan perjalanan #GenpiJogjaOnDuty ke Banyuwangi untuk belajar tentang Destinasi Wisata Syariah yang didukung oleh Kemenpar RI.

Salam Pesona Indonesia!

Sumber :

Bahan Presentasi Sosialisasi Kriteria Destinasi Wisata Halal, Kementerian Pariwisata
29 September 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun