Mohon tunggu...
Abdul Razak
Abdul Razak Mohon Tunggu... Bachelor of Fine Arts ∣ State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta

Bunga-bunga itu abadi dalam tinta dan pena

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanah yang Angkuh

6 Mei 2025   17:41 Diperbarui: 8 Mei 2025   04:40 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Orang sombong itu. Begitu angkuh dia berjalan. 

Kepala mendongak. Dada membusung.

Ia menganggap hentakan kakinya paling lembut. Pakaiannya paling bagus. 

Suaranya paling merdu. Dan parasnya paling elok. 

Ia yang sombong. Lupa akan dirinya. 

Dulu ia tak berpunya. Mencari suaka dari tangan ke tangan. 

Dindingnya retak. Mencari dinding lain untuk bersandar. 

Sekarang, ia duduk elok dan menawan. Disediakan meja penuh buah dan arak. 

Ia yang sombong. Lupa akan statusnya sebagai "ciptaan". 

Lupa akan kesetaraan yang Tuhan ciptakan. Seakan hatinya terhalang. 

Cahaya tak terlihat. Kegelapan yang nampak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun