Orang sombong itu. Begitu angkuh dia berjalan.Â
Kepala mendongak. Dada membusung.
Ia menganggap hentakan kakinya paling lembut. Pakaiannya paling bagus.Â
Suaranya paling merdu. Dan parasnya paling elok.Â
Ia yang sombong. Lupa akan dirinya.Â
Dulu ia tak berpunya. Mencari suaka dari tangan ke tangan.Â
Dindingnya retak. Mencari dinding lain untuk bersandar.Â
Sekarang, ia duduk elok dan menawan. Disediakan meja penuh buah dan arak.Â
Ia yang sombong. Lupa akan statusnya sebagai "ciptaan".Â
Lupa akan kesetaraan yang Tuhan ciptakan. Seakan hatinya terhalang.Â
Cahaya tak terlihat. Kegelapan yang nampak.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!