Mohon tunggu...
Ely Ramadanti
Ely Ramadanti Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Ingin terus berkelana

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Memori Dibalik Susu Cokelat Hangat

18 September 2022   21:41 Diperbarui: 18 September 2022   22:34 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap kita manusia tentunya mempunyai kenangan masa lalu. Baik kenangan itu menjadi buruk ataupun menyenangkan dimasa sekarang, semua tergantung sudut pandang. 

Ya, sudut pandang dapat merubah banyak hal. Termasuk sesuatu yang menyebalkan menjadi sebaliknya.

 Saya akan menuliskan sebuah kenangan masa lalu tentang segelas susu coklat hangat. Ini hanya sebuah diary, saat aku tengah membuat susu coklat panas, mencium aromanya, menyruputnya perlahan disaat itulah bayangan itu muncul. Kenangan masa lalu.

Aku kecil tinggal disebuah desa yang mayoritas penduduknya bercocok tanam di sawah dan di ladang. Bisa kalian bayangkan desa itu masih asri dengan hamparan sawah nan hijau dan perbukitan yang di dalamnya ada batu besar bernama "Watu Lumbung", begitulah masyarakat menamainya. 

Lain kali saja aku ceritakan tentang kisah dibaliknya. Aku baru sekali melihatnya secara langsung. Memang benar batunya besar dan paling besar diantara sekitarnya.

Saat duduk dibangku SD aku lebih sering belajar mandiri dan berusaha menemukan segala jawabannya sendiri. Maksudku aku tidak punya kakak yang mengajariku mengerjakan tugas sekolah ataupun saudara lainnya. 

Aku kecil menyukai pelajaran berhitung mencari jawaban angka-angka dan akan sangat penasaran bila tak menemukan jawabannya. 

Kedua orangtuaku sering menyarankan aku untuk pergi ke tetangga, disana ada kakak kelas yang pandai karena mendapatkan peringkat 1 disetiap kenaikan kelas. 

Itu penilaian pandai berdasarkan peringkat. Selain pandai dia juga sangat baik dan ramah. Sekarang dia sudah pergi meninggalkan desa itu. Menjadi pengusaha sukses. Oh iya selain pandai dan baik hati dia juga pekerja keras, rajin dan gigih. Mungkin itu masa kecil yang mengantarkannya pada kesuksesan.

Setiap datang waktu ujian ibuku selalu memperhatikan belajarku. Meskipun ia tidak mengajariku menemukan jawaban, namun ia sangat memberiku dukungan. Aku diberi jam belajar lebih banyak, jam istirahat lebih banyak dan tentunya mengurangi jam bermain. 

Inilah kenangan masa lalu itu berada. Dimalam hari yang sunyi, aku duduk di meja belajarku dan tentunya menghadap buku. Entah itu membaca, memahami ataupaun mengerjakan soal. Dari balik pintu kamar ibuku masuk dan membawakanku segelas susu coklat hangat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun