Mohon tunggu...
Elya Rahayu Ningsih
Elya Rahayu Ningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Money

Tantangan dan Strategi UMKM di Tengah Ketidakstabilan Ekonomi

19 April 2021   22:20 Diperbarui: 19 April 2021   23:23 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Elya Rahayu Ningsih
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Langsa

Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pondasi utama perekonomian nasional. Berdasarkan fakta yang ada, tak diragukan lagi bahwa UMKM menjadi tulang punggung yang memberikan sumbangsih besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Seiring perkembangan teknologi di zaman serba digital ini, UMKM mengalami kemajuan yang sangat pesat terutama dari sisi kuantitas. Namun daya tahan sektor yang menjadi penopang Produk Domestik Bruto (PDB) dan berkontribusi menyumbang penyerapan tenaga kerja terbanyak se-nusantara ini harus kembali diuji guncangan dibalik kelesuan ekonomi sejak pandemi covid-19 mulai melanda di Indonesia.

Tak hanya Indonesia pandemi ini juga telah melumpuhkan aktivitas ekonomi hampir diseluruh dunia. Kondisi ekonomi global sempat terombang-ambing dan bahkan beberapa negara sempat mengalami resesi ekonomi. Ketahanan perekonomian nasional dan indikator pertumbuhan ekonomi seperti  konsumsi, produksi, ekspor-impor dan investasi terancam. laju ekonomi pun sempat mengalami kontraksi. Oleh karenanya pemerintah berupaya untuk membangkitkan kondisi ekonomi salah satunya dengan mendongkrak UMKM dengan melahirkan beberapa kebijakan seperti insentif, kredit modal kerja dan restrukturisasi utang. Kebijakan Pemerintah untuk menyelamatkan sektor ini dari keterpurukan dan membantu UMKM melewati persoalan finansial yang dialami para pelaku usaha.

Pemberian dana untuk usaha ultra mikro yang produktif. Dengan demikian, kondisi ekonomi para pelaku usaha dan tenaga kerja yang berada dalam cakupan usaha mikro bisa membaik. sehingga belanja meningkat sehingga pertumbuhan PDB akan terdorong. Maka kinerja ekonomi makro Indonesia bisa bangkit kembali dan kelesuan kegiatan ekonomi yang mendera bangsa ini dapat disembuhkan.

Lalu bagaimana cara pelaku usaha merespon kondisi saat ini? Kondisi usaha di skala mikro memanglah rapuh karena pendapatan yang dihasilkan berbasis harian dan tidak menentu. Sektor ini mengandalkan belanja masyarakat sehingga menurunnya aktivitas konsumsi mengakibatkan kinerja UMKM merosot tajam. Namun dengan strategi yang tepat untuk survive, kejelian dalam menciptakan opportunity dan memanfaatkan kesempatan dan peluang justru sebaliknya pelaku usaha dapat meraup banyak keuntungan meskipun ditengah kondisi sulit seperti saat ini.

Berikut strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan bisnis di tengah pandemi Covid-19

1. Inovasi produk berdasarkan prioritas kebutuhan masyarakat

Membuat inovasi produk berdasarkan kebutuhan adalah salah satu strategi untuk bertahan di tengah pandemi. Bisnis yang bertahan lama adalah yang memiliki resiliensi dalam menghadapi perubahan kondisi ekonomi. Sebagai wirausaha haruslah bersifat fleksibel terhadap prioritas kebutuhan masyarakat sekarang dan memanfaatkan peluang di balik permasalahan yang dihadapi masyarakat. Think positive dalam setiap kesulitan akan selalu ada opportunity. Para pelaku UMKM sejatinya harus memiliki strategi adaptasi yang tepat dan sesuaikan model bisnis dengan kondisi saat ini. Pintar menelaah apa yang paling dibutuhkan masyarakat dan yang paling sering dikonsumsi. Seperti jumlah permintaan masker yang meningkat selama pandemi. Meningkatnya permintaan terhadap makanan beku terutama saat puasa Ramadhan.

2. Perencanaan yang terukur

Perencanaan merupakan suatu keharusan, namun jangan terlalu lama dalam merencanakan target dan aktivitas bisnis sehingga lambat untuk mengeksekusi. Rencanakan dengan terukur semestinya dan lanjut aksi semaksimalnya. Menyusun stategi dengan cermat dan tepat. Perencanaan keuangan merupakan yang paling utama. Membuat rencana keuangan serta memiliki pembukuan dan laporan pengeluaran rutin, seperti untuk membeli bahan baku, membayar sewa dan gaji karyawan maupun pembayaran tagihan.

3. Memanfaatkan teknologi di zaman serba digital

Seiring kemudahan akses teknologi dan pembatasan kontak fisik di lingkungan sosial, minat pengguna social networking semakin melonjak, e-commerce semakin diminati  terutama saat ini perilaku belanja masyarakat cenderung mengarah pada layanan aktivitas belanja daring dalam memenuhi kebutuhan untuk mengurangi transaksi diluar ruangan. Pemanfaatan teknologi bisa digunakan untuk menggencarkan promosi, menekan biaya hingga melakukan transaksi.

Inovasi dan pemanfaatan teknologi digital merupakan solusi bagi tantangan yang saat ini dihadapi. Dengan teknologi dapat menghasilkan tingkat produktivitas yang lebih tinggi dan setiap proses bisnis menjadi lebih efektif dan efisien. Tak hanya efisiensi biaya, tetapi juga efisiensi waktu dan energi. Teknologi yang bisa digunakan misalnya aplikasi digital marketing untuk memasarkan produk secara mudah dan tepat sasaran melalui media sosial, website, atau iklan digital. Dalam hal pengelolaan keuangan berupa software akuntansi online sehingga manajemen finansial lebih efisien dan fleksibel.

Pemanfaatan teknologi harus diiringi oleh peningkatan kompetensi SDM dalam mengoperasikan perangkat teknologi diantaranya perangkat digital marketing, mendesain, memproduksi, mengemas, dan mengelola keuangan. Keahlian SDM dituntut beradaptasi dengan perkembangan zaman agar tercipta SDM yang andal untuk memenuhi tuntutan pasar.

4. Memperhatikan kualitas produk

Melancarkan potongan harga dan paket ekonomis tertentu agar menarik minat konsumen namun tetap memperhatikan kualitas produk untuk meningkatkan daya saing dan mempertahankan produk di pasaran.

5. Maksimalkan layanan pengiriman bisnis jalur daring

Bisnis daring diiringi dengan kebutuhan akan jasa logistik. Para business owner sebaiknya bermitra dengan jasa pengiriman kilat agar produk diterima secara cepat dan memastikan produk dikirim dalam keadaan baik ke tangan konsumen.

Di tengah kondisi ekonomi seperti yang saat ini terjadi bukanlah masa untuk mengeluh dan pasrah dengan keadaan. Setiap peristiwa pasti memiliki hikmah dibaliknya. Perjalanan hidup ini merupakan hal yang dinamis. Bisnis yang bertahan lama merupakan yang memiliki fleksibilitas dan adaptasi tinggi karena perubahan merupakan suatu kepastian. Selanjutnya tergantung bagaimana kita ingin menciptakan peluang atau memilih untuk diam melihat orang lain mengambil peluang tersebut. Jadikan masa pandemi ini sebagai pembelajaran untuk terus berkembang.

Pemerintah maupun pelaku ekonomi lainnya harus sama-sama bersinergi untuk keluar dari keterpurukan. Sektor UMKM merupakan sektor yang paling terdampak dan dampak buruk akan turut dirasakan negara. Bila jumlah UMKM menurun maka penyerapan tenaga kerja pun juga berkurang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran sehingga akan menyebabkan banyak permasalahan bagi negara, seperti berkurangnya pendapatan perkapita negara, meningkatnya biaya sosial (social cost) yang harus dikeluarkan oleh pemerintah, hingga menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik dalam suatu negara.

Dengan adanya kebijakan dan strategi yang tepat baik dari pemerintah maupun pihak internal usaha diharapkan perekonomian yang tengah lesu saat pandemi mampu terdorong dan meningkat. Dan kita berharap masa depan perekonomian nasional akan terus membaik dan bisa segera keluar dari situasi sulit ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun