Mohon tunggu...
Elya Dz Azizah
Elya Dz Azizah Mohon Tunggu... Guru - Elya Dzurrotul Azizah

nama saya Elya Dzurrotul Azizah, biasa dipanggil Lia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bermain dan Tahapannya

25 Maret 2019   02:55 Diperbarui: 25 Maret 2019   02:58 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dunia anak tentulah dunia bermain, karena pada dasarnya bermain itu menyenangkan. Dikala anak sedang memasuki masa egosentrisnya, salah satu pembelajaran untuk mengenal hal-hal baru untuk diketahui anak-anak dengan metode bermain. Tidak hanya itu, fungsi lain dari bermain sangat bermacam-macam, meliputi kemampuan motorik (melatih gerak anak), dapat mengembangkan kemampuan kognitif (berinteraksi langsung dengan berbagai objek yang ada disekitarnya), kemampuan afektif (melatih kedisiplinan anak), kemampuan bahasa, kemampuan sosial.

Setelah kita mengetahui fungsi-fungsi bermain, lalu apa sih pengertian dari bermain? Bermain memiliki arti suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

Pada mulanya bermain, anak tidak selalu berkomunikasi dengan sosial, dia justru bermain sendiri dan tidak peduli dengan apa yang dimainkan teman sebayanya. Tingkatan tersebut bisa disebut juga bermain sendiri (soliter play), tingkatan tersebut biasa dialami oleh anak yang berumur 0-2 tahun. Pada usia ini, anak berperilaku kosong (anak tidak terlihat ingin bermain, akan tetapi memperhatikan sesuatu yang menarik baginya)

Setelah tingkatan bermain sendiri terlewati, maka anak akan memasuki tingkatan bermain secara parallel dengan temannya (on looking play), pada tahapan ini anak bermain berdampingan dengan temannya, menggunakan benda yang sejenis, akan tetapi tiap anak bermain sendiri-sendiri. mereka saling melihat, berkomentar, dan bercakap-cakap satu sama lain, pada tingkatan ini, anak berusia 2 tahun keatas.

Setelah itu, anak akan melewati tingkatan bermain dengan cara melihat cara temannya bermain (cooperative play). Pada tahap ini, anak mulai melihat apa dan bagaimana temannya bermain. Sesekali berhenti untuk mengamati bagaimana temannya bermain.

Tahap selanjutnya yaitu bermain secara bersama-sama (associative play), pada tahap ini, anak mulai bersama teman-temannya, beramai-ramai. Seperti contoh, anak bermain kucing-kucingan, petak umpet, dan lain-lain

Tahap akhir dari bermain yaitu, bermain dengan aturan, pada tahapan ini, anak bermain dengan temannya, membentuk tim. Lalu mereka menentukan jenis permainan, aturan, pembagian peran, dan siapa yang main duluan. Pada permainan ini menunjukkan anak sudah memiliki kemampuan sosial. Bisa juga dengan permainan kooperatif atau bisa disebut juga bermain tambahan terorganisir. Misalnya, permainan drama.

Adapun pengaruh permainan dari masing-masing gender juga berbeda, misal pada anak usia 3 tahun anak perempuan cenderung bermain boneka, pesta minum teh. Dan untuk anak laki-laki  lebih mengarah kepada bermain mobil-mobilan, pistol-pistolan. Dan juga mereka lebih menyukai bermain dengan anak yang berjenis kelamin sama.

 Sumber
Susanto, A., Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Bumi Aksara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun