Mohon tunggu...
Elvrida Lady Angel Purba
Elvrida Lady Angel Purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mengalir dan Kritis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

It won’t always be easy, but always try to do what’s right.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mutasi Virus Covid-19 Menyebar, Jangan Abai dengan Prokes!

6 Mei 2021   22:52 Diperbarui: 7 Mei 2021   10:01 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Oleh: Elvrida Lady Angel Purba

Buat kamu yang mulai abai protokol kesehatan, wajib baca ini. Soalnya, Senin kemarin (03/05) baru saja ditemukan dua kasus Covid-19 hasil mutasi dari varian baru. Yang pertama di DKI Jakarta, disebabkan varian mutasi ganda B.1.617 dari India. Satu lagi insiden di Bali yang disebabkan oleh mutasi B.1.351 asal Afrika Selatan.

Ini artinya, mutasi virus dari Inggris, India, dan Afrika Selatan sudah masuk ke Indonesia. Total ada 16 kasus penularan dari kasus-kasus mutasi tersebut. Sekarang pun, di Indonesia sudah ditemukan tujuh varian Corona yang berhasil teridentifikasi. Yakni varian B.1.616, D.6.14G, B.117, N.4.39K, E.4.84K, B.1.525, dan B.1.351.

Sejauh ini, belum ada penjelasan alasan masuknya mutasi varian itu ke Indonesia. Tapi yang pasti, mutasi varian-varian itu tidak dapat diremehkan. Terlebih untuk kasus terbaru dari India dan Afrika Selatan. Seperti yang kita ketahui, India sekarang sedang mengalami lonjakan besar kasus Covid-19. Negara itu bahkan sudah memecahkan rekor kematian terbanyak sejak dimulainya pandemi.

Ternyata, varian B.1617 Salah satu penyebab dari munculnya gelombang kedua di India. Parahnya, varian B.1.617 ini tidak mau berhenti berulah. Varian ini bermutasi lagi menjadi E.4.84Q dan L.4.52R. Nah, peneliti menduga bahwa kedua mutasi tersebut menjadi kunci dari kemampuan varian baru Corona tersebut lebih mudah menular. Namun, belum sepenuhnya bisa dibuktikan sih.

Hanya saja, WHO menemukan temuan awal mengenai varian B.1.617. Bahwa varian ini memiliki tingkat pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan varian lain yang beredar di India. Meski bisa dibilang mutasi ini dianggap tidak lebih menular dibandingkan varian Inggris, yang bikin mutasi ini berbahaya adalah kemampuannya membantu virus menghindari antibodi. Baik dari infeksi sebelumnya maupun hasil vaksinasi.

Mutasi yang dimiliki varian B.1.617 juga memiliki respons antibodi yang lebih buruk. Artinya, kemungkinan antibodi yang dikembangkan dari vaksin bisa berkurang efektivitasnya, tetapi hal ini belum sepenuhnya dibuktikan. Kini, varian asal India dikategorikan oleh WHO sebagai variant of interest. Atau kelompok varian yang masih diteliti dampaknya.

Sedangkan varian B.1.351 dari Afrika Selatan, masuk ke dalam kategori variant of concern, kelompok varian yang perlu diwaspadai. Varian ini dijuluki 'varian raja' oleh para ilmuwan genome. Karena kemampuannya mengumpulkan mutasi yang banyak lalu memungkinkannya untuk lolos dari antibodi.

Kemampuan itu dibuktikan dengan uji coba yang dilakukan vaksin Corona Novavax pada hasil mutasi varian Afrika Selatan. Hasil studi menunjukkan, ada penurunan efektivitas vaksin dari 86 persen menjadi 60 persen. Kata Pak Menkes penularan tidak akan menyebar kalau kita tetap rajin melakukan protokol kesehatan.

Perang belum dimenangkan dan belum berakhir. Jangan dulu berpuas diri. Jangan merasa situasi sudah terkendali. Jangan merasa sudah aman. Begitu pernyataan Jokowi di awal Mei. Sebuah pernyataan yang bijak di tengah ancaman memburuknya situasi ada di depan mata bersamaan dengan libur Hari Raya Idul Fitri.

Sejumlah upaya dilakukan untuk mencegah ini dengan melarang Mudik Lebaran 2021. Larangan diberlakukan mulai 6-17 Mei 2021. Menjelang dan setelah tanggal itu dilakukan upaya pengetatan pergerekan orang dalam jumlah besar di waktu besamaan. Pasti ada perasaan kecewa mendapati larangan ini setelah tahun 2020 larangan serupa juga dinyatakan. Dua kali hari raya, ritual tahunan yang merekatkan silaturahmi dan menguatkan akar kultural masing-masing dari kita tidak bisa dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun