Mohon tunggu...
Elviza Diana
Elviza Diana Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah kata

Ibu,penulis,jurnalis,dan penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisruh Pasien Positif Covid 19 Pulang ke Rumah

8 April 2020   06:57 Diperbarui: 8 April 2020   16:57 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan bersinar penuh, pukul 19.30 saya kaget membaca lini masa media sosial ditaburi dengan pemberitaan pemulangan pasien positif covid 19 di Jambi.  

Berita pemulangan ini simpang siur, antara pernyataan pihak RSUD Raden Mataher yang menyebutkan keluarga yang menginginkan pasien pulang atau dari pihak keluarga, rumah sakit yang memperbolehkan pulang. Berita ini menakutkan bagi saya yang berdomisili di Jambi. Pasalnya hasil uji kesehatan terakhir yang dilakukan, pasien masih berstatus positif. 

Kurangnya pemahaman tentang bagaimana prosedur yang tepat untuk pemulangan pasien yang positif menderita COVID 19, juga beresiko akan cepat dan meluasnya penularan yang terjadi. 

Pasien asal Kabupaten Tebo ini, sempat singgah ke rumahnya yang berada di Kota Jambi, dan kemudian dijemput paksa kembali menjalani isolasi ulang di RSUD Raden Mataher. Lalu yang menjadi pertanyaan bagaimanakah sesuai prosedur pemulangan pasien yang boleh dilakukan pihak rumah sakit dan untuk juga ditaati oleh pasien?

Mengutip dari pemberitaan kompas.com Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan, prosedur pemulangan pasien jika sudah dinyatakan dua kali negatif pemeriksaannya. Namun berbeda dengan pasien 01 di Kota Jambi yang pulang sendiri, masih berstatus positif dan menunggu hasil ceknya.  Jika pemeriksaan virus akan dilakukan masih positif, maka pasien harus kembali dirawat. 

Ketegasan pemerintah, khususnya pihak rumah sakit amat dibutuhkan untuk memperlakukan pasien positif dengan hati-hati sehingga tidak berakibat penularan yang lebih luas dan cepat. 

Bayangkan saja sepanjang perjalanan pasien pulang dia bisa berinteraksi dengan lokasi tempat publik ataupun orang akan menjadi meduim penularan selanjutnya. Kita tidak boleh membangun ketakutan untuk melawan COVID 19 ini, tapi juga lantas menjadi sembrono dengan melewati prosedur yang harus dilakukan. 

Beberapa hari banyak yang menjadi simpang siur dalam penanganan kita bersama untuk berjuang keluar dari pandemi ini. Mulai dari aturan berjemur yang berubah-ubah berbagai versi, pakai masker atau tidak, mudik atau tidak, sholat di mesjid atau di rumah,sampai kali ini yang paling beresiko adalah pemulangan pasien dengan status masih positif ataupun di beberapa daerah juga kisruh soal pemakaman korban pandemi.

Saya ingin kita segera sudahi pandemi ini, secepat mungkin. Saya sudah terlalu lama mengkarantinakan diri di dalam rumah. Mentaati semua intruksi guna memutus mata rantai penularan. Tidak kah kita bisa bersama-sama satu tujuan untuk menyelesaikan wabah ini di negeri tecinta, dengan mematuhi anjuran, peraturan bahkan proses penanganannya pasien atauppun jenazah yang meninggal.

Wajar jika kita tergagap menghadapi pandemi ini. Wajar kalau kita yang sedari awal tidak pernah siap menghadapinya, dipaksa untuk cepat belajar dan juga patuh dan disiplin atas imbauan agar selalu sehat dan mengakhiri pandemi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun