Perusahaan Gojek dan Tokopedia resmi melakukan penggabungan usaha pada pertengahan tahun 2021, dan melahirkan perusahaan baru dengan nama GoTo. Penggabungan usaha atau dalam Bahasa ekonomi disebut sebagai merger, merupakan sebuah proses peleburan usaha yang terdiri dari dua usaha atau lebih menjadi satu perusahaan baru. Saat ini, GoTo menjadi perbincangan yang hangat dibidang ekonomi Indonesia. Sebab, Goto merupakan kolaborasi bisnis “termegah” dari dua startup terbesar di Indonesia. GoTo di pimpin oleh Andre Soelistryo sebagai CEO (Chief Executive Officer) dan Patrick Cao sebagai presiden. Sedangkan Kevin Aluwi tetap menjabat sebagai CEO Gojek, dan William Tanuwijaya sebagai CEO Tokopedia.
Penggabungan usaha yang dilakukan oleh Gojek dan Tokopedia bukanlah sebuah langkah mudah untuk dilakukan oleh sebuah perusahaan. Banyak sekali rintangan yang dapat menjatuhkan kedua perusahaan besar tersebut. Seperti resiko turunnya kepercayaan konsumen dan mitra perusahaan terhadap sistem pelayanan yang akan berubah, pesaing perusahaan yang semakin mengerucut atau membesar, hingga masalah retensi karyawan. Namun dibalik resikoresiko tersebut, Gojek dan Tokopedia tetap memutuskan untuk melakukan merger dengan alasan atau tujuan sebagai berikut:
1. Melakukan kompetisi tingkat global
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI pada Rabu, 15 Agustus 2021, CEO Tokopedia, William Tanuwijaya mengatakan bahwa Gojek dan Tokopedia saling memiliki visi dan misi yang sama untuk bersaing di tingkat global. Namun, karena hal tersbut sulit dilakukan oleh Gojek maupun Tokopedia secara sendiri-sendiri, kedua perusahaan tersebut memutuskan bersatu menjadi GoTo untuk membawa nama Indonesia ke kancah internasional.
2. Mencatatkan saham perdana (IPO) pada saham Indonesia dan Amerika Serikat
IPO menjadi salah satu tujuan merger Gojek dan Tokopedia. Proses untuk menuju IPO tidaklah singkat dan mudah. Salah satu perusahaan yang sudah berhasil terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia adalah PT Bukalapak.com dengan dana sebesar US$ 1,5 miliar. Dimana merupakan rekor terbesar IPO di Indonesia. Melihat strategi yang dilakukan oleh PT Bukalapak.com, GoTo berencana untuk melakukan IPO dengan menunjuk penjaminan emisi penawaran umum perdana sebanyak US$1 miliar yang akan dilangsungkan pada awal kuartal pertama tahun 2022. Kemudian setelah IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), GoTo berencana untuk listing di bursa Amerika Serikat.
3. Meningkatkan pangsa pasar dan valuasi kedua perusahaan
Hal ini disebabkan penggabungan usaha akan menggabungkan juga konsumen dari kedua perusahaan tersebut. Jenis konsumen dalam pangsa pasar akan bervariatif, maka produk jasa yang dapat ditawarkan akan semakin banyak pula. Serta hasil akhirnya adalah aset perusahaan akan semakin bertambah. , GoTo berencama untuk menjual potensinya kepada investor internasonal, dengan bersiap melebarkan sayap perusahaan ke publik pada awal tahun 2022, dengan target valuasi pasar public sebesar US$40 miliar, atau setara dengan Rp560 triliun.
Dengan tujuan-tujuan tersebutlah Gojek dan Tokopedia memutuskan untuk melakukan penggabungan usaha. Namun, setelah dilakukannya merger perusahaan Gojek dan Tokopedia menjadi perusahaan GoTo, dapat dianalisis beberapa dampak yang dapat berimbas kepada konsumen, mitra, pesaing, hingga kepada perekonomian Indonesia. Dampak tersebut adalah:
1. Meningkatkan kontribusi kepada perekonomian Indonesia.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh tim peneliti Lembaga Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB Universitas Indonesia, pernggabungan usaha Gojek dan Tokopedia dapat mengkontribusikan nilai ekonomi langsung dengan nominal sebesar Rp17-34 triliun. Dimana setelah dilakukannya penggabungan kedua perusahaan besar tersebut, dapat diprediksi dapat memberikan kontribusi terhadap PDB (Produc Domestic Bruto) Indonesia sebesar Rp300 triliun.