Mohon tunggu...
Elvira AA
Elvira AA Mohon Tunggu... Lainnya - Blog bersama

Media informasi pelaksanaan kegiatan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sosialisasi Online "Fenomena Sampah Plastik"

18 Mei 2021   08:50 Diperbarui: 18 Mei 2021   08:57 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Plastik kini bukan menjadi benda asing bagi kita. Bahkan sebagian besar barang yang kita gunakan saat ini terbuat dari plastik. Terdapat berbagai macam jenis plastik berdasarkan penggunaanya, salah satunya yakni plastik sekali pakai yang di sulap menjadi berbagai macam produk.  
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jenna R . Jambeck dari University of Georgia mengatakan bahwa ada sekitar 275 ton sampah plastik yang dihasilkan seluruh dunia. Sekitar 4,8-12.5 ton diantaranya merusak ekosistem lautan. Dan Indonesia merupakan negara dengan pencemaran sampah terbesar kedua di dunia.  


Sebagai negara penghasil sampah terbesar kedua di dunia, Indonesia memiliki tantangan yang sangat sulit untuk di hadapi. Sebagai negara tropis yang yang mempunyai berbagai macam ekosistem , Permasalahan sampah ini justru dapat mengancam atau bahkan merusak ekosistem -- ekosistem yang ada di Indonesia.  Tidak hanya sampai situ , fenomena penumpukan sampah di Indonesia ini di perkirakan akan terus meningkat. Saat ini , banyak sekali industri minuman , makanan , dan masih banyak lagi . masih menggunakan plastik sekali pakai sebagai packaging atau bungkus dari produk mereka. Pertumbuhan industri -- industri tersebut tentu saja akan menjadikan pertumbuhan penumpukan sampah di Indonesia semakin meningkat.


Selama masa pandemi Covid-19, sampah menjadi permasalahan baru yang muncul di lingkungan. Dilansir dari BBC Indonesia, jumlah layanan GoFood meningkat hingga 20%, sementara GrabFood juga mengalami peningkatan sebesar 4%. Frekuensi belanja online di Jabodetabek diperkirakan naik dari 1 -- 5 kali sebulan menjadi 1 -- 10 kali.  


Berdasarkan survei LIPI pada 20 April -- 5 Mei 2020, disebutkan bahwa aktivitas belanja online juga meningkat hingga 62% dengan 96% dari total jumlah paket menggunakan selotip, pembungkus plastik, dan bubble wrap. Pembelian alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, dan face shield juga meningkat dari 4% menjadi 36%.
 
Maka dari itu, kami mengangkat kasus penumpukan sampah plastik sebagai bahan sosialisasi yang berlangsung beberapa minggu yang lalu melalui platform instagram @gemas.official_.  Platform kami berisi tentang fenomena -- fenomena penumpukan sampah yang sedang terjadi , data negara mana saja yang menghasilkan sambah , dan tips -- tips tentang peminimalisir penggunaan produk plastik dengan cara yang unik dan mudah. Selain itu, kami juga sempat mengadakan survey kecil terkait penggunaan produk plastik oleh masyarakat yang sudah kita sajikan dalam konten instagram kami.


Melalui platfrom kami , diharapkan dapat menyadarkan seluruh masyarakat atau setidaknya para pemuda -- pemuda dari seluruh kalangan masyarakat Indonesia tau tentang pentingnya mengurangi penggunaan plastik.  Platform kami juga berusaha untuk mengemas sosialisasi tersebut dalam bahasa yang mudah di pahami oleh berbagai macam kalangan usia . Kami pun berharap dapat membuka semangat para pemuda -- pemudi untuk melakukan pengurangan penggunaan bungkus plastik , dan melakukan daur ulang sampah sehingga, permasalahan sampah yang sedang terjadi saat ini dapat berkurang. Kalau tidak kita, siapa lagi? Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Yuk sama-sama ubah gaya hidup kita! Salam GEMAS, salam lingkungan sehat!

oleh : Tim GEMAS 

Instagram : @gmeas.official_

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun