Mohon tunggu...
Elvira Puspita Dewi
Elvira Puspita Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Covid-19, Bagaimana Inflasi dan Pengangguran?

14 Januari 2021   09:51 Diperbarui: 14 Januari 2021   10:05 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain itu, penciptaan tenaga kerja akan terjadi jika dunia usaha bergerak. Pengangguran menyebabkan daya beli masyarakat menurun sehingga konsumsi rumah tangga menurun. Dengan mendorong dan mengembangkan UMKM dapat memberikan dorongan untuk terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat karena UMKM merupakan penyedia lapangan kerja terbesar bagi masyarakat. UMKM telah terbukti tahan terhadap goncangan pada saat terjadi krisis 1998 di Indonesia.

Pemerintah telah melakukan upaya untuk menangani dampak Covid-19 dengan melindungi ekonomi masyarakat dan mendukung dunia usaha. Namun, angka pengangguran masih tinggi. Aktivitas ekonomi banyak yang terhenti akibat PSBB. Sehingga, perusahaan tidak dapat berproduksi secara maksimal karena selain keterbatasan bahan baku, daya beli masyarakat menurun. Bahkan banyak masyarakat yang menjadi korban dari pandemi ini seperti sulit mencari nafkah dan sulit untuk mendapatkan pekerjaan baru.

Jika pengangguran terus bertambah kemungkinan akan menyebabkan agregat pendapatan rumah tangga menurun. Masalah ini akan memperburuk perekonomian mengingat dampaknya cukup besar terhadap pembangunan ekonomi.

Pada kenyataanya, masyarakat yang mencari kerja lebih banyak dibandingkan lapangan pekerjaan yang tersedia. Walaupun pemerintah telah melakukan upaya untuk menangani pengangguran. Apabila penyerapan tenaga kerja lebih besar dan dapat dimanfaatkan dengan baik maka akan meningkatkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Inflasi dan pengangguran berkaitan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Para pembuat kebijakan ekonomi menginginkan inflasi yang rendah dan pengangguran yang rendah, tetapi dua tujuan tersebut sering bertentangan.

Dalam teori ekonomi makro, kurva phillips menyatakan bahwa  inflasi tergantung pada inflasi yang diharapkan, penyimpangan pengangguran dari tingkat alamiah, dan guncangan penawaran. Menurut kurva phillips, para pembuat kebijakan yang mengendalikan permintaan agregat menghadapi tradeoff jangka pendek antara inflasi dan pengangguran. Kurva phillips memberikan gambaran hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran. Jika inflasi rendah maka pengangguran akan meningkat dan berlaku sebaliknya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa inflasi disebabkan karena daya beli masyarakat rendah akibat aktivitas ekonomi yang melambat. Daya beli masyarakat rendah karena candangan keuangan sudah hampir habis. Selain itu, Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) juga berperan mengakibatkan berputarnya uang melambat. Transaksi mobilitas masyarakat terhambat karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan adanya kebijakan pemerintah diharapkan dapat mendorong konsumsi masyarakat dan dapat mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun