Mohon tunggu...
Elvina Desti Saputri
Elvina Desti Saputri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pendidikan Bahasa Inggris 2018, Universitas Jambi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berkacamata dari Hari Perempuan Internasional

14 Maret 2021   10:45 Diperbarui: 14 Maret 2021   10:47 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Peringatan Hari Perempuan Internasional (International Women's Day) dirayakan setiap tanggal 8 Maret. Peringatan ini bertujuan untuk memperjuangkan hak perempuan, keadilan bagi perempuan, dan mewujudkan perdamaian dunia, yang kita kenal dengan istilah emansipasi wanita. Hari Perempuan Internasional telah diresmikan oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sebagai perayaan tahunan mulai tahun 1977. 

Dikutip dari Kompas, Senin (8/3/2021), berdasarkan informasi dari situs komunitas International Women's Day (IWD), peringatan Hari Perempuan Internasional pada tahun ini mengambil tema kampanye 'Choose to Challenge'. Tema tersebut diambil sebagai bentuk bahwa kaum perempuan berani dan mampu mengambil sikap dan menerima tantangan. Tujuan dari kampanye tersebut adalah melawan ketidaksetaraan gender, bias, dan prasangka negatif terhadap kaum perempuan. Kampanye tersebut diharapkan dapat menjadi propaganda positif bagi semua pihak, baik laki-laki maupun perempuan untuk berpartisipasi dalam menciptakan dunia yang ramah terhadap perempuan. 

Pada awalnya, International Women's Day (IWD) telah diperingati setiap tanggal 8 Maret sejak awal tahun seribu sembilan ratusan atau sejak satu abad yang lalu. Perayaan tersebut sebagai bentuk peringatan pada peristiwa kerusuhan besar, penindasan, dan ketimpangan yang dialami perempuan pada tahun 1908. Pada tahun tersebut, ribuan perempuan turun dan beraksi di New York, Amerika Serikat. 

Mereka menyuarakan keadilan dan menuntut hak-hak perempuan, seperti diberikannya hak suara dan gaji yang lebih baik. Kemudian, pada tahun 1914, berdasarkan Konferensi International Buruh Perempuan yang 100 perempuan dari 17 negara di dunia, seperti yang telah dijelaskan diatas, maka Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tanggal 8 maret setiap tahun oleh negara-negara di dunia.

Setiap negara memiliki cara tersendiri untuk memperingati Hari Perempuan Internasional. Beberapa negara bahkan menjadikan Hari Perempuan Internasional sebagai hari libur nasional.  Selain itu, seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, masyarakan dunia dari berbagai negara dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, mereka beramai-ramai mencuitkan suara mereka dengan meramaikan hastag #InternasionalWomen'sDay, #ChooseToChallenge, dan hastag lainnya di media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, dan media sosial lain.

Sejak diperingatinya Hari Perempuan Internasional dan terwujudnya kesetaraan gender dunia, telah terjadi perubahan yang signifikan hampir di seluruh negara di dunia. Di Indonesia sendiri, pergerakan hak-hak perempuan telah dicetuskan dan dipelopori oleh Ibu R.A. Kartini yang kita kenal sebagai 'Emansipasi Wanita'. 

Terbukti saat ini telah banyak perempuan-perempuan tangguh yang sukses mencapai karir dan impian mereka. Seperti di Indonesia, jabatan Presiden pernah di jabat oleh kaum perempuan, yaitu Megawati Soekarnoputri, menteri keuangan Indonesia saat ini, Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri saat ini, Retno Marsudi. Begitu pula di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, jabatan wakil presiden saat ini dijabat oleh perempuan, yaitu Kamala Harris, dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Berkacamata dari hal-hal diatas, Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tanggal 8 maret sebagai propaganda memperjuangkan hak-hak perempuan, mencapai kesetaraan gender, dan prasangka negatif terhadap kaum perempuan. Hingga saat ini, telah terjadi perubahan yang signifikan terhadap hak-hak kaum perempuan dan kesetaraan gender hampir di seluruh negara di dunia. 

Oleh sebab itu untuk perempuan diseluruh dunia pada umumnya, dan khususnya di Indonesia jangan ada lagi keraguan untuk meniti karir setinggi mungkin. Ataupun menjadi pengusaha sukses yang bahkan nilai ekonomisnya sejajar atau lebih tinggi dari kaum laki-laki. Selain itu, Undang-undang dan fasilitas antara kaum laki-laki dan perempuan telah mempunyai kewajiban dan hak yang sama. Jadi, para perempuan jangan pernah ragu dan berkecil hati, harus bersikap optimis dalam mencapai impian dan kesetaraan gender. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun