Aku tak mengerti  fanatisme
Saat orang lain membara semangatnya
Membela keyakinannya
Saat semua orang keras berteriak
Membenarkan pendapatnya
Saat hampir seluruh orang lantang
Menyuarakan pikirannya
Namun aku hanya diam
Termangu
Tak mampu mengucap sepatah katapun
Mataku tak setajam penglihatan mereka
Yang membela harga dirinya
Aku hanya tau bahwa bukan sudut pandang emosi yang kudahulukan
Memang, mulutku tak mudah mengungkapkan
Semudah orang mencerca
Karena otakku tak cukup mapan
Saat ironi hati dengan mudah terprovokasi
Seakan mutlak membenarkan atas apa yang didengarkan
Tak ada penaguhan
Tak ada harapan kedamaian
Mungkin aku
Entah kapan juga akan begitu
Akan mudah tersulut
Meski hanya olokan tersirat atas keyakinanku
Akan mudah terbakar
Saat orang lain tak sesuara
Tapi aku hanya diam
Saat orang lain menjagal saudaraku
Tapi aku hanya melihat
Saat orang lain membumi hanguskan rumah saudaraku
Tapi aku hanya menikmati tontonan
Saat tersiar saudaraku diberantas dan bersimbah darah
Ya, itu aku
PecundangÂ