Mohon tunggu...
Elvida Busma
Elvida Busma Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Menulis adalah cara berbagi dengan sesama tanpa dibatasi ruang dan waktu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dentingan Luka

24 Juli 2021   05:07 Diperbarui: 24 Juli 2021   10:44 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rey,  Desember sungguh tepat kau pilih. Segala kisah harus berakhir gontai, meranggaskan kuncup harapan dalam diriku. Segigil duka bersama rintik hujan, mengetuk pelataran senja. Saat tetesan air mata menyanyi lirihmengalun mengaliri waktu
Rey, walau musim telah berganti namun dentingan luka masih setia,  bergelayut pada keletihan yang tak sanggup kuhadapi. Apakah Kau tahu? Beban ini mengelitik rasa dalam dada ketika kutatap tarian gerimis getir.

Rey, kau bilang cinta padaku namun kau sunting bunga lain, hanya karena harta bertahta kau kira semua bisa dibeli. Cuih! cinta bukan dagangan, sayang.

Rey, haruskah  aku bersulang dan bahagia atas kematian hatiku?  Bumi terasa terbelah dua, semua menjelma bayang dan luka ini tak ada obatnya. Pergilah, tinggalkan aku sendiri !

Rey, Desember membawa pucuk-pucuk hujan. aku berjalan dengan diam  tanpa payung. Bukankah semua harus bergerak, agar terjadi keseimbangan. Namun lihatlah serpihan merah di dadaku, kemanakah  harus kukubur ?

Tangerang,   16 Juli  2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun