Saya juga bisa segera beradaptasi dengan pekerjaan baru, dengan tempat tinggal yang baru dan kondisinya sangat berbeda. Tinggal di desa dan di hutan, serta berbaur dengan komunitas Suku Orang Rimba. Pekerjaan yang tidak pernah saya bayangkan saat masih sekolah ataupun kuliah.
Banyak sekali pelajaran hidup yang sangat berharga yang didapat dari sosok seorang ibu. Mama juga mengajarkan saya bagaimana bersikap dengan banyak orang. Bagaimana bersikap empati dan toleransi dengan orang lain. Bagaimana merawat hubungan baik dengan saudara. Bagaimana membawa diri jika suatu hari harus tinggal dengan orang lain.Â
"Setiap habis shalat Mama berdoa untuk kalian, anak-anak Mama. Semoga kelak kalian menjadi orang yang bermanfaat, minimal untuk kalian sendiri. Tidak menyusahkan saudara yang lain, apalagi orang lain. Mama juga berdoa, semoga kelak Mama tidak menyusahkan kalian kalau sudah tua. Tidak menyusahkan anak, menantu dan cucu. Kalau Allah mengabulkan doa Mama, lebih baik Mama segera dipanggil Tuhan daripada menyusahkan kalian."Â
Seringkali mama membicarakan hal tersebut kepada anak-anaknya, dan Tuhan sepertinya mengabulkan doa beliau yang tulus itu. Mama pergi meninggalkan dunia sesuai dengan doanya, tidak menyusahkan anggota keluarga, bahkan mengagetkan banyak orang karena tidak menunjukkan gejala sakit. Pergi saat anak-anaknya sudah siap dengan bekal pendidikan dan mental yang kuat untuk menghadapi kehidupan.
Saya dan saudara-saudara saya belajar nilai-nilai pengabdian dan keikhlasan dari sosok seorang ibu. Ibu yang penuh cinta dan doa yang tulus untuk anak-anaknya.Â
Seringkali, dalam beberapa kesempatan, kakak saya menasehati putera-puterinya dengan kalimat, "Bunda dulu diajarin nenek kalian seperti ini." Atau, "Bunda bisa hebat seperti ini karena Bunda punya mama yang hebat. Jadi, apa yang diajarkan nenek ke Bunda dulu, harus Bunda ajarkan juga ke kalian."Â
Saat saya dan saudara-saudara berkumpul, kami sering membicarakan dan mengingat-ingat bagaimana mama mengajarkan banyak hal tentang pengalaman hidup, pelajaran yang tidak kami terima di sekolah.***
Elvidayanty Darkasih, Jambi.Â