Mohon tunggu...
Elvidayanty Darkasih
Elvidayanty Darkasih Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Email : elvi.jambi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tempat Karantina Horor, Masyarakat Ogah Rapid Test

21 Mei 2020   19:19 Diperbarui: 22 Mei 2020   04:59 1331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petugas kebersihan, biasanya mulai bersih-bersih pukul 7 pagi. / Foto : Elvidayanty.
Petugas kebersihan, biasanya mulai bersih-bersih pukul 7 pagi. / Foto : Elvidayanty.

Saat meninggalkan area karantina, petugas kebersihan sudah memastikan semuanya bersih. Jadi, masker yang berserakan itu memang ulah para pasien yang diisolasi. Sudahlah tempat karantina tidak representatif, kelakuan penghuninya pula yang membuat kondisi di tempat karantina semakin tidak aman. 

Baiklah...mandi sudah, jemur pakaian sudah, matahari sudah terlihat. Saya mulai berjemur, sesekali jalan keliling halaman area karantina. Tidak ada petugas yang mengawasi. 

Ada yang masih tidak pakai masker, ada yang duduk mengobrol jaraknya tidak diperhatikan. Semua sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang memilih tidur di kamar, ya tetap nyambung tidurnya. 😁 Kadang saya juga kayak gitu. 

screenshot-2020-05-21-16-39-50-699-com-miui-gallery-5ec64dc9d541df139c6e1b73.png
screenshot-2020-05-21-16-39-50-699-com-miui-gallery-5ec64dc9d541df139c6e1b73.png

Setelah merasa cukup berjemur, saya masuk ke kamar. Aktivitas selanjutnya, baca buku, ikut webinar, mengedit rekaman di laptop, kadang tertidur lagi.  

Saat mulai bosan, saya membaca buku-buku ini di lokasi karantina. /Foto : Elvidayanty.
Saat mulai bosan, saya membaca buku-buku ini di lokasi karantina. /Foto : Elvidayanty.

Penghuni kamar yang lain ada yang mengisi waktu dengan mengobrol dengan sesama penghuni yang lain, ada yang menonton tv yang tersedia di tiap kamar. 

Di hari kedua, pemadaman listrik cukup lama. Dari siang sampai lewat magrib, listrik belum menyala. Penghuni karantina mulai gelisah. Karena stok air di lokasi karantina diambil dari sumur bor, otomatis tergantung dengan listrik juga. 

Siang hari itu, stok air mulai menipis, air yang tersisa hanya di bak kamar mandi. Di toilet, air tidak mengalir. Air untuk mencuci tangan di luar kamar juga habis. Lagi-lagi saya paranoid, meski saya membawa hand sanitizer. 

Virus yang harus dilawan dengan sesering mungkin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir ini, butuh jaminan stok air. Hingga magrib listrik belum juga menyala, itu artinya air juga belum tersedia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun