Tidak masalah buat saya jika petugas yang mengunci dan memegang kunci pagar rumah saya, atau kalau perlu mereka punya kunci sendiri sebagai jaminan saya tidak akan keluyuran.Â
Tapi jawabannya saya cuma disuruh bersabar dan akan coba dikomunikasikan dengan Dinas Kesehatan setempat. Saya cuma bisa mengelus dada, ini, kan, baru hasil rapid test, belum positif covid-19. Di lokasi karantina juga, kan, tidak ada pengobatan yang kepada pasien yang hanya bisa dilakukan petugas medis, disuntik misalnya. Hanya dikasih makanan bergizi dan vitamin.Â
Masih ada kejutan penutup saat malam hari. Ratusan warga yang tinggal di sekitar lokasi karantina melakukan demonstrasi. Ada yang jejeritan, ada yang melempar batu ke atas genting, ada yang menabuh seperti drum. Pokoknya gaduh dan ramai sekali. Intinya, warga menolak pasien reaktif rapid test dikarantina di wilayah mereka Mereka takut tertular virus Corona.
Kerumunan pendemo itu baru bubar sekitar pukul 22.30 WIB, setelah aparat kepolisian datang dengan jumlah personil yang banyak. Saya baru bisa tidur nyenyak setelah hujan turun. Mau komplain kamar panas, sudah kebanyakan komplain di hari pertama, tidak ditanggapi juga.Â
Masih ada kejutan di hari-hari selanjutnya. Tapi, karena saya mengantuk, besok saja saya lanjutin ya?