Mohon tunggu...
Pendidikan

Rendahnya Literasi di Indonesia Menyebabkan Hoax Merajalela

6 Desember 2018   00:09 Diperbarui: 6 Desember 2018   00:39 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Generasi saat ini atau generasi Z dan millennial adalah generasi yang tumbuh besar bersama perangkat teknologi dan internet. Sebagai digital natives (generasi yang lahir di saat era digital sudah berlangsung dan berkembang pesat), mereka menerima media sosial sebagai sesuatu yang taken for granted (sesuatu yang sudah biasa). Ini berbeda dengan generasi orang tua mereka yang masuk dalam kategori digital immigrant (generasi yang lahir sebelum generasi digital belum begitu berkembang).

fokus literasi media dalam kurikulum pendidikan adalah memastikan mahasiswa mampu membaca perkembangan teknologi termasuk konsekuensi pesan di dalamnya secara kritis. Serta yang lebih penting adalah menggunakannya secara bijak. Tidak hanya berkaitan dengan konflik sosial, hal ini penting sebagai upaya juga menangkal gejala radikalisi agama yang marak menggunakan media-media sosial.

Lemahnya budaya literasi bagi masyarakat yang kurang mampu bernalar. Lemahnya kemampuan bernalar akan membuat seseorang sulit berpikir jernih dan kritis dalam menemukan setiap masalah, yang tercermin adalah emosi dan egoisme. Alhasil, isu-isu provokatif dan hasutan yang dihembuskan berita-berita tipuan dengan mudah disesuaikan dan disebarkan.

Setiap hari di sosial media (facebook, twitter, whatsapp, instagram, path, tumblr, line,  ) selalu dibanjiri oleh jutaan informasi yang tidak jelas sumbernya, bahkan tak jarang informasi yang bersifat provokatif dan bisa mengakibatkan permusuhan, dan juga tersebar informasi dan gambar-gambar hoax yang pada ujungnya meminta bantuan dana, di dalam era seperti sekarang ini, susah sekali membedakan informasi yang mempunyai arti berita, fakta, prasangka, gosip, bercampur aduk menjadi satu.

Masyarakat Indonesia yang kurang literasi akan sulit membedakan perbedaan antara berita hoax dan berita yang berdasarkan pada fakta. Semakin canggih teknologi membuat masyarakat semakin bebas dalam mencari informasi-informasi yang pada akhirnya akan membuat masyarakat kesulitan untuk melakukan kontrol terhadap dirinya. Kurangnya literasi juga dapat menyebabkan plagiarisme, kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang literasi digital juga membuat seseorang dengan gampang menelan mentah-mentah berita yang sumber dan kebenarannya masih dipertanyakan. Literasi sangatlah penting, jika masyarakat memiliki niatan lebih untuk membaca pasti berita hoax, tidak akan tersebar dengan begitu mudah. Saat tingkat literasi masyarakat Indonesia tinggi kosa-kata akan bertambah, kerja otak akan semakin optimal, wawasan bertambah dengan berbagai informasi baru, meningkatkan kemampuan interpersonal, mempertajam diri dalam menangkap makna dari suatu informasi yang sedang dibaca, melatih kemampuan berfikir dan menganalisa kita, meningkatkan fokus dan konsentrasi seseorang, dan melatih kita dalam hal menulis dan merangkai kata-kata yang bermakna.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun