Mohon tunggu...
Elthaf Albi Al Aufa
Elthaf Albi Al Aufa Mohon Tunggu... Guru - berusaha menjadi insan yang baik dan bijaksana

konsisten terhadap kehidupan walaupun hanya 1% peningkatan akan tetapi itu lebih bermankna.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kontribusi Rashid Al-Din dalam Pengembangan Sidik Jari

5 Januari 2020   14:15 Diperbarui: 5 Januari 2020   14:26 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
historica.fandom.com

"hasil pengalaman menunjukan tidak ada diantara dua individu yang memiliki kesamaan secara persis pada sidik jari mereka."

Dalam buku ELSEVIER, Grzybowski (2015:117) pertama kali diperkenalkan sistem klasifikasi oleh Jan Evangelista Purkynje pada tahun 1823 seorang ahli fisiologi Ceko memiliki hasil penelitiannya dan membagi garis papiler menjadi Sembilan jenis tetapi hal ini tidak diakui secara International.

Pada tahun 1858 Sir William Herschel mendaftarkan ke kantor hakim India di Jungipoor mengenai sidik jari untuk sebuah dokumen-dokumen penanda tanganan. Pada tahun 1880 Henry Faulds mengusulkan untuk penentuan sidik jari dan identifikasi seseorang harus menggunakan tinta.

Pada tahun yang sama juga Prancis Galton mengumpulkan delapan ribu sidik jari dan mengembangkan klasifikasi terhadap sidik jari mereka berdasarkan pada spiral, loop, dan lengkungannya. Pada tahun 1892 Juan Fucetich menciptakan sendiri sistem identifikasi sidik jari dan membuktikan kepada seorang ibu yang bertanggung jawab terhadap pembunuhan dua putranya.

Pada tahun 1896 seorang perwira polisi dari London bernama Edward Henry memperluas sistem klasifikasi sebelumnya dengan menggunakan garis papiler pada sidik jari untuk mengidentifikasi penjahat. Pada tahun 1823 karya Jan Evangelista Purkynje merupakan yang pertama kali menggambarkan secara detail tentang sidik jari dengan tujuan karya ini untuk memperkenalkan para ilmuan dan penemuannya dibidang identifikasi sidik jari dengan melatar belakangi:

Adanya catatan terhadap Cina pada tahun 206 dan 201 SM dalam menggunakan sidik jari sebagai identifikasi pelaku kejahatan.

Pada kitab Jami'At-Tawarikh yang dikarang oleh Rashid Al-Din Hamadani merupakan buku Persia yang juga mnyebutkan identifikasi terhadap pelaku kejahatan.

Pada tahun 1684 ahli anatomi dan fisiologi tumbuhan yang berasal dari Inggris Nehemia Grew mendeskripsikan tentang kulit tangan.

Dari buku Cathayand The Way Thither - 4 Vols., Henry Yule menerangkan bahwa Sir W. Herschel mengklaim sebagai orang yang menemukan sistem sidik jari dan tidak membenarkan bukti penggunaan sidik jari terhadap orang-orang Cina kuno di dalam buku birunya yang dikomunikasikan kepada tuan Galton dan dimanfaatkan dalam fingerprint.

Dalam hal ini seorang lelaki dari Jepang yang bernama Kumagusu Minakata membuktikan bahwa Sir W. Herschel mengklaim terhadap orang-orang Cina dan tidak mengutip bukti asli dari Rashid Al-Din. Para penulis jepang mereka mengutip bukti asli dari RashidAl-Din terhadap orang-orang Cina.

Oleh karena itu kita sebagai seorang muslim harus lebih mengenal dan memahami secara kritis terhadap sejarah, seperti salah satu tokoh ilmuan muslim Rashid Al-Din yang merupakan ilmuan yang sangat berkontribusi di dalam perkembangan sidik jari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun