Mohon tunggu...
El.tama
El.tama Mohon Tunggu... Petani - Orang biasa(amatir)

Anak Desa tinggal di dusun kecil pulau humba hobby Belajar menulis//pekerjaan PETANI

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Benang Layang-Layang

27 November 2020   00:18 Diperbarui: 27 November 2020   00:45 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benang layang
El. Tama

Menakar sudut pandang saat siang..
yang bertumpuk di hamparan padang...
Saat seutas tali benang layang..
Putus di sudut tanah lapang...
Ada wajah riang ada raut murung...
Semua mata ke langit melepas tatapan pada layang layang..

Angin kencang membawa terbang...
Meliuk bebas tak terkendali
Meninggi hampiri awan hitam yang bergulung..
Terbang jauh hingga hilang tak terlihat lagi..
Entah di telan langit atau kandas di batas ruang..
Yang tak di jangkau tatapan mata di tanah lapang yang sunyi..

Yang tertinggal gulungan benang tanpa ruas..
Terurai kusut di sudut tanah lapang...
Bermandi debu, embun hingga tak lagi lurus..
Senja mulai mendekat malam akan datang..
Tanah lapang mulai sepi tak ada lagi riuh riang..
Semua tlah pulang, untuk kembali saat esok fajar kembali..

Merakit layangan baru
Agar tak seperti hari yang tlah berlalu..
Agar bisa terbang dan bisa terkendali..
Meliuk di udara dalam batas kontrol dan tak putus lagi..
Berharap semua mata satu gambaran raut..
Ceria yang tanpa kerut..
Riang yang tanpa pusing..
Layangan indah yang terbang dan menghibur..
Agar gembira mata yang memandang di tanah lapang
Ruang layangan...

Wanjat

27/11/2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun