Mohon tunggu...
Syarif Klampakarum
Syarif Klampakarum Mohon Tunggu... -

"Belajar menulis akan menambah kualitas diri kita" Tulisan-tulisan saya hanyalah tulisan biasa, yang tidak perlu dipercaya 100% atau bahkan biperdebatkan. >Hanya ingin menulis apa yang ingin kutulis. Semoga manfaat,.! Mohon maaf jika ada kata2 yang 'ndak enak dibaca karena inilah saya,.!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Korupsi Massal yang Masif dan Terstruktur

26 Februari 2016   00:01 Diperbarui: 26 Februari 2016   00:30 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Reformasi adalah sebuah gerakan yang salah satu tujuan utamanya adalah menghapus atau memberantas Korupsi. Ribuan Mahasiswa berorasi dan membuat gerakan yang sangat berani untuk melengserkan Presiden Soeharto daari kursi kepesidenan. Akhirnya Mahasiswa pun berhasil melengserkannya. Pertanyaannya adalah apakah refolusi 1998 sudah benar-benar berhasil.?

Mahasiswa yang bergabung ketika Refolusi 1998 adalah Mahasiswa yang memiliki keberanian dan kekuatan refolusioner yang luar biasa. Akan tetapi, setelah 1998 kemanakah perginya anak-anak muda itu sekarang.? Siapa yang berani-beraninya menculik mereka.?

Saya jadi curiga bahwa ternyata refolusi 1998 itu bukan berarti 'refolusi' yang sebenarnya, pseudo-refolusi, refolusi yang bukan refolusi. Karena pertanyaan saya adalah siapa yang menggerakkan Mahasiswa-Mahasiswa itu.? Kenapa Mahasiswa tidak menyiapkan calon Presiden dan Kabinet yang bisa diajukan ke MPR.? Lalu kenapa ketika Soekarno melumpahkan kursi kepresidennannya kepada BJ. Habibi para Mahasiswa tidak ada samasekali yang memberontak.? Kenapa Mahasiswa tidak menyiapkan sendiri siapa saja yang akan bertugas menjadi anggota Komite Reformasi.?

Dan kecurigaan saya tidak hanya itu. Jangan-jangan para Mahasiswa itu menyuruh Soeharto lengser dari Boss Koruptor di Indonesia agar ketika para Mahasiswa nanti berada di Pemerintahan bisa menjadi Soeharo-Soeharto. Dulu Soehartonya ada satu, sekarang semuanya Soeharto. Dimana-mana ada Soeharo. Mulai dari tingkat desa hingga Pemerintah Pusat. Apakah hal itu yang melatar belakangi Refolusi 98 sebenarnya .?

***

Saya berdo'a mudah-mudahan semua prasangka burukku terhadap pemuda yang berjuang pada reformasi 98 tidaklah benar. Saya harap mereka benar-benar ikhlas untuk menginginkan refolusi. Namun mungkin mereka belum memiliki strategi yang matang. Sehingga refolusi gagal total. Minimal mereka sudah berhasil melengserkan Soeharto itu sudah merupakan prestasi yang luarbiasa.

Selanjutnya, setelah kita tengok kegagalah sejarah masa silam mari kita lihat apa yang terjadi saat ini. Apa dampak Refolusi yang tanpa persiapan yang matang itu.?

Jika saya bertanya tentang korupsi, kira-kira siapa sajakah sekarang yang belum pernah melakukan Korupsi.? Apakah  Presiden belum pernah Korupsi.? Apakah para  menteri belum pernah ada yang korupsi.? Apakah Kejaksaan dan Penegak hukum, para Wakil Rakyat, semua PNS-PNS di Indonesia ini belum pernah korupsi.? Dan yang paling penting lagi, apakah semua lapisan masyarakat se-Indonesia belum menjadi Koruptor, tak terkecuali Rakyat.?

Sekarang semua menjadi Koruptor, tak terkecuali rakyat. Sejak sekolah PAUD sudah diajari prinsip-prinsip korupsi. Ketika SD gurunya pun mengajarkan korupsi yang baik dan benar bagi anak-anak. Ketika SMP dan SMA, secara tidak langsung guru-gurunya mencekoki ilmu-ilmu korupsi disetiap lini kehidupan. Korupsi terhadap hak-hak Tuhan, korupsi terhadap hak-hak murid, korupsi terhadap uang yang menjadi hak murid, korupsi uang organisasi, korupsi uang pembangunan desa, dsb.

Semua diajarkan untuk membuat laporan pertanggung jawaban palsu. Dan yang palsu itu malah dilegalkan, malah diterima. Administrasi diolah sedemikian rupa agar Korupsinya benar-benar tidak menyalahi Perundang-undangan. Agar Korupsinya bisa terus berkelanjutan.

Ketika ada catatan keuangan yang masih sisa dibuat laporan sedemikian rupa agar sisanya nol rupiah. Kemudian itu diajarkan terus-menerus sampai akhirnya ketika melihat Koruptor maka tidak pernah ada yang kaget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun