Makhluk itu adalah kejam. Ia merasuki tubuhku perlahan dan mengantar kehidupanku pada lubang kekacauan. Tak henti aku mengusirnya, tapi bukannya beranjak ia malah semakin liar. Seringkali aku berusaha supaya ia tak datang, namun selalu masuk tanpa seizinku. Aku pikir mungkin bisa menjinakannya agar makhluk itu bisa menjadi kawanku, tapi ternyata sulit kita bukannya lebih dekat malah membuat masalah menjadi lebih besar. Ku ingin berjarak darinya, bukannya terpisah ia malah tertawa saat dia tau niatku,Â
katanya " Kau tak akan bisa mengusirku, karena kau adalah aku "Â
Dengan terbata aku berusaha paham bahwa ia adalah diriku. Kami tak terpisah.
 " Sudah kodratnya begitu " tambah Makhluk itu berkata
 Jadi dengan terlunta lunta, aku berusaha menahannya dengan sabar agar tidak dilukainya. Akhirnya, kuterima " kodrat itu " bahkan kami memiliki perjanjian, makhluk itu tak boleh menguasai diriku setengah dari tubuhku. Dia boleh melakukan apapun, asalkan jangan melukaiku sebagai gantinya.
Aku pernah mengancam untuk membunuhnya karena dia tak menurut, seraya menangis dia berkataÂ
" Mari kita bunuh diri, jangan hidup tanpa aku semenitpun
Aku yang buatmu bisa berbaring dan duduk dengan tenang
Berlimpah segala pengetahuan yang kusimpan, dan
 kubantu dirimu agar bunga tidur tak selamanya begitu
kugerakkan segala tanganmu untuk mewujudkannyaÂ