Mohon tunggu...
Elshadez
Elshadez Mohon Tunggu... Desainer - Mahasiswa

Pecinta musik,suka menulis, suka gambar dan hidup dalam kertas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Derai Rindu untuk Awan

22 Juli 2018   18:22 Diperbarui: 22 Juli 2018   18:46 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Awan matamu yang biru selalu menghadirkan warna disana. Dan harapan yang besar, aku dapat menjelma bagai ungu yang lebih membakar rindu ketimbang merah. Natal tahun kemarin memang berlalu, tapi jingga sore hari itu belum terbenam hingga hari ini. Getar hati sulit sangat kuredam, karena tempo terus berirama saat memandang rupamu

Awanku 

Rupa rupa waktu telah terlewati sebaik mungkin, tapi  mataku masih menelanjangi memori tempo hari.

Hari ini ataupun besok, aku masih melantunkan lagu yang sama. Petikan gitar yang kita dengar malam natal akan sama dengan hari ini, saat Tuhan mengizinkan aku lapang harap. Awanku di mana kau berpijak ? Rinduku ini meluap hingga ke langit karena jiwaku tak punya ruang untuk membebaskan tingginya rindu atau apakah hatimu tersesat di jalan sana, hingga tak bisa berjumpa pada tempat semestinya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun