Awan matamu yang biru selalu menghadirkan warna disana. Dan harapan yang besar, aku dapat menjelma bagai ungu yang lebih membakar rindu ketimbang merah. Natal tahun kemarin memang berlalu, tapi jingga sore hari itu belum terbenam hingga hari ini. Getar hati sulit sangat kuredam, karena tempo terus berirama saat memandang rupamu
AwankuÂ
Rupa rupa waktu telah terlewati sebaik mungkin, tapi  mataku masih menelanjangi memori tempo hari.
Hari ini ataupun besok, aku masih melantunkan lagu yang sama. Petikan gitar yang kita dengar malam natal akan sama dengan hari ini, saat Tuhan mengizinkan aku lapang harap. Awanku di mana kau berpijak ? Rinduku ini meluap hingga ke langit karena jiwaku tak punya ruang untuk membebaskan tingginya rindu atau apakah hatimu tersesat di jalan sana, hingga tak bisa berjumpa pada tempat semestinya?