Mohon tunggu...
Pendidikan

Media Baru: Tidak Sekedar Berubah dari Analog ke Digital

19 Agustus 2018   14:26 Diperbarui: 19 Agustus 2018   14:39 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika kita telah mempelajari media, hal-hal yang terlintas di kepala kita selalu berkutat pada media komunikasi konvensional seperti media cetak dan pers, fotografi, periklanan, perfilman, radio dan televisi, penerbitan dan lain-lain.

Konten-konten yang terdapat di berbagai media tersebut dalam kegiatan distribusi dan konsumsi oleh audiens telah diatur oleh kebijakan dari pasar atau media yang bersangkutan, sehingga apa yang didapatkan atau dikonsumsi oleh audiens telah diatur oleh media yang itu-itu saja. Tetapi zaman sekarang, tidak semua orang menikmati media dengan kebiasaan lama seperti itu. Sekarang jaman sudah berubah dari audiens yang beralih menjadi pengguna, dari konsumen menjadi produsen seperti misalnya citizen journalism yang membuat masyarakat yang bukan jurnalis dapat mencari dan menyebarkan beritanya sendiri sehingga dapat dilihat oleh masyarakat luas (Lister & Dovey, 2009: h. 9).

Istilah new media sendiri tidak dipermasalahkan walaupun pengertiannya sangat luas karena media baru dianggap sebagai perubahan historis yang terjadi di seluruh dunia, adanya ideologi positif terhadap konsep 'baru' itu sendiri dan ada istilah 'portmanteau' yang mencegah istilah media baru menjadi istilah yang lebih khusus. Jadi terkadang ketika istilah 'media baru' muncul, seseorang bisa membayangkan internet, orang-orang lainnya bisa membayangkan handphone atau smartphone  dan lain-lain karena memiliki interpretasi yang berbeda. Beberapa orang menggunakan istilah yang spesifik seperti media digital untuk membedakannya dengan media-media analog.

Perubahan media terjadi begitu cepat di mana awalnya berupa media cetak, fotografi, televisi kemudian telekomunikasi dan setelah ada internet perubahannya menjadi lebih cepat lagi. Perubahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sosial, ekonomi dan budaya. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang new media, terdapat beberapa karakteristik dari media baru ini salah satunya adalah digital. 

Digital adalah ketika teks, gambar, diagram, foto, video dan lain-lain diubah menjadi data kemudian diproses menjadi angka dan dibentuk menjadi sumber online, disket digital, atau memory drive. Kemudian bisa ditampilkan dalam bentuk jaringan telekomunikasi atau dibentuk dalam bentuk asli atau dapat diubah menjadi bentuk fisik lainnya.  Kemudian ada interaktifitas. Salah satu karakteristik yang tidak terlalu dimiliki oleh media lama adalah interaktifitas. Karakteristik ini menawarkan hubungan yang luas terhadap sumber informasi dan kedekatan terhadap penggunaan media yang lebih personal. Interaktif dalam konteks new media dapat berarti pengguna bisa mengubah sendiri gambar dan teks yang mereka akses. Sehingga mereka tidak hanya menjadi penikmat atau penonton tetapi juga pengguna dari berbagai media.

Karakteristik selanjutnya adalah hipertekstual yang dapat diartikan sebagai sesuatu yang dibuat dari berbagai bagian yang terpisah-pisah kemudian bagian-bagian tersebut membawa kita kepada unit-unit dokumen yang lain. Ketika mengakses sesuatu hiperteks membuat kita mengakses konten menjadi lebih cepat. Hiperteks dapat mempengaruhi kualitas dari interaktifitas media. Networked berarti terhubung. 

Media baru memiliki segmentasi audiens yang sangat mengerucut walaupun memiliki pengguna yang banyak. Tetapi dari audiens yang berbeda-beda tersebut dapat tetap saling terhubung dengan media yang lebih cepat dan juga interaktif karena sudah bukan zamannya media massa, sehingga audiens menjadi lebih selektif. Konten-konten media baru menjadi lebih bervariasi sehingga para pengguna bisa meningkatkan partisipasi terhadap media baru, baik dalam hal konsumsi maupun produksi.

Virtual dapat diartikan sebagai berbagai hal di dalam kehidupan sehari-hari diproyeksikan atau disimulasikan dengan teknologi 3D (tiga dimensi) berbasis layar yang nantinya diatur oleh pengguna yang sedang mendalami kehidupan virtual tersebut. 

Virtual dapat dikatakan mendekati kenyataan walaupun belum sepenuhnya sehingga dapat disebut sebagai realitas alternatif. Contohnya adalah virtual reality (VR) yang sering kita temui. Karakteristik selanjutnya memiliki hubungan dengan virtual yaitu simulasi. Simulasi sendiri dapat diartikan dengan representasi dan merupakan buatan atau palsu tetapi tidak salah maupun hanya ilusi semata. Tetapi tidak semua simulasi adalah imitasi sehingga tidak semua simulasi dapat disebut representasi tapi justru sebaliknya yaitu sebagai sesuatu itu sendiri. 

Simulasi menawarkan keterlibatan interaktif antara media itu sendiri dengan penggunanya sehingga mereka dapat merasakan sendiri proses dan model yang ditawarkan seperti misalnya bermain video game, pengguna dapat merasakan rasanya menjadi tokoh dalam sebuah permainan.

Karateristik tersebut adalah yang membuat media baru terlihat berbeda dengan media yang telah ada sebelumnya. Kualitas-kualitas ini tidak sepenuhnya digerakkan oleh teknologi tetapi juga berbagai faktor seperti budaya, ekonomi sosial dan lain-lain agar dapat berjalan dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun