Mohon tunggu...
Elsa Shafira
Elsa Shafira Mohon Tunggu... Lainnya - ✨

.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pembukaan Sekolah dan Kuliah Tatap Muka Pada Januari 2021 Menuai Banyak Kontra

3 Januari 2021   12:00 Diperbarui: 3 Januari 2021   12:00 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Mulai Januari 2021, pembelajaran tatap muka pada tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi akan diselenggarakan kembali. Melalui kanal Youtube resmi Kemendikbu RI, Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan bahwa mereka telah mengisinkan Pemerintah Dearah untuk mengambil keputusan perihal ini.

Hal tersebut diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di masa pandemi Covid-19. 

Nadiem sekaligus menegaskan bahwa keputusan pembukaan sekolah tatap muka akan diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari tiga pihak, yakni pemerintah daerah, kantor wilayah (kanwil) dan orang tua melalui komite sekolah.

Setelah kurang lebih delapan bulan para pelajar menyelenggarakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), perizinan ini lebih banyak menuai tanggapan kontra di masyarakat, terutama orang tua siswa. 

Sebagian besar orang tua merasa khawatir jika anak-anak mereka ataupun mahasiswa kembali belajar tatap wajah, karena mengingat angka positif Covid-19 di Indonesia yang tiap harinya terus bertambah banyak.

“Karena dengan meningkatnya angka positif Covid-19 di Indonesia ini, saya selaku orang tua merasa sangat khawatir jika anak-anak bisa melakukan aktivitas belajar mengajar tatap muka secara langsung. Sehingga lebih baik belajar secara daring sampai kasus Covid-19 ini benar-benar baik,” jelas Ibu Martalinda selaku orang tua dari salah satu mahasiswi Telkom University.

Selain itu, mahasiswa Universitas Brawijaya Shava Rahmadita juga menolak penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, karena masih banyak anak-anak di luaran sana yang masih belum paham tentang penerapan protokol kesehatan yang benar.

“Tidak setuju dengan adanya rencana tersebut, karena masih banyak anak-anak terutama anak-anak sekolah dasar yang masih belum mengerti tentang protokol kesehatan,harus menjaga jarak,dan selalu memakai masker. Tidak mungkin 24 jam tenaga pendidik bisa mengawasi anak-anak agar selalu bisa menjaga jarak antar teman-teman sebayanya, maka dari itu lebih baik belajar di rumah dulu sampai situasinya memang benar-benar aman dan sehat agar anak-anak atau mahasiswa bisa berkegiatan dengan lancar,” ujar Shava.

Meskipun demikian, tidak sedikit mahasiswa yang ingin kembali kuliah tatap muka, mengingat pembelajaran online yang selama ini dilakukan cukup membosankan, kurang mudah dipahami dan kurang interaktif. Namun tak dapat dielak bahwa ketidakpastian vaksin dan berakhirnya pandemi menuntut semua orang untuk teteap selalu mawas diri dengan teteap menghindari kerumunan termasuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.

“Saya tidak setuju dengan rencana tersebut mengingat pandemi yang terjadi di Indonesia masih jauh dari kata selesai, meskipun nantinya ada vaksin, ini tidak menjamin penyebaran virus untuk berhenti. Ini dapat beresiko bagi seluruh masyarakat yang secara langsung maupun secara tidak langsung terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Kesehatan adalah hal yang utama, jangan dikorbankan demi hal lain,” jelas Reza Indra Purwandana, mahasiswa Telkom University.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun