Mohon tunggu...
Elsa DaraMaylani
Elsa DaraMaylani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Undergraduate Biology student at the University of Indonesia

@elsadaramaylani

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bintang Laut Mahkota Duri Pemakan Terumbu Karang

23 November 2019   08:45 Diperbarui: 23 November 2019   08:45 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acanthaster planci sumber: www.dictio.id/


Crown-of-duri starfish (CoTS) (Acanthaster planci) adalah corallivore yang terjadi secara alami yaitu, mereka memakan polip karang di terumbu karang. Bintang laut mahkota duri ditemukan di seluruh wilayah Indo-Pasifik, terjadi dari Laut Merah dan pantai Afrika Timur, melintasi Pasifik dan Samudra Hindia, ke pantai barat Amerika Tengah. Bintang laut mahkota duri memiliki banyak duri-duri tajam mencapai 5 cm di seluruh bagian tubuhnya. Selain tajam, duri tersebut juga memiliki racun yang cukup mematikan bagi manusia.

Tingginya kepadatan mahkota duri bintang laut (CoTS; Acanthaster planci) telah menyebabkan luas kerusakan terumbu karang di seluruh Indo-Pasifik, Laut Merah dan Kepulauan Indonesia-Australia, dan sebagian besar wabah terjadi di Pasifik. Penurunan tahunan rata-rata dalam persentase tutupan karang di Indo-Pasifik telah diperkirakan 2% antara tahun 1997 dan 2003, dan tutupan karang di wilayah ini setidaknya 20% di bawah titik referensi historis terbaik yang tercatat pada akhir 1960-an.

Penyebab utama kematian karang dipengaruhi oleh iklim, seperti peningkatan suhu air laut dan peningkatan frekuensi dan tingkat keparahan siklon. Ancaman lain yang lebih terlokalisasi termasuk predator karang seperti CoTS (Acanthaster sp.) dan gastropoda (Drupella spp.).

Mahkota bintang laut duri memangsa hampir semua karang, dan preferensi makan dan pola perilaku mereka bervariasi dengan kepadatan populasi, pergerakan air, dan komposisi spesies. CoTS biasanya lebih suka memakan karang bercabang dan karang meja  (Acropora), yang merupakan genera yang sama yang paling rentan terhadap pemutihan. Namun, ketika penutupan karang bercabang rendah karena CoTS yang melimpah atau kondisi lingkungan, CoTS dapat memakan karang lain seperti Porites atau karang foliosa (Montipora).

Selain karang keras, CoTS juga dapat memakan bunga karang, karang lunak, alga, dan organisme berkerak. CoTS memakan terumbu karang dengan cara mengeluarkan lambungnya dan menyelimuti karangnya. Setelah itu, CoTS akan mencernanya dengan enzim yang dapat menghancurkan jaringan terumbu karang.

Wabah CoTS sebagian besar dikendalikan oleh ketersediaan fitoplankton. Pengayaan nutrisi dari sisa lahan pertanian dapat menyebabkan wabah CoTS karena peningkatan kadar nutrisi menyebabkan berkembangnya fitoplankton yang menyediakan sumber makanan yang diperlukan untuk larva CoTS. Akibat dari fisik duri yang beracun, tidak banyak hewan yang ingin memakan CoTS ini. Predator CoTS termasuk siput triton raksasa (Charonia tritonis), Arothron hispidus, Balistoides viridescens, dan humphead maori wrasse (Cheilinus undulatus). Predator memakan CoTS dengan cara merobek kulit bintang laut menggunakan lidah bergiginya, kemudian memasukkn mulutnya kedalam dan menghisap dagingnya. 

Sumber: reefresilience.orgcaption
Sumber: reefresilience.orgcaption

Program telah dikembangkan untuk mengontrol CoTS. Metode untuk kontrol CoTS diantaranya mengambil bintang laut ke pantai dan menguburnya, menyuntikkannya dengan udara terkompresi, memanggangnya di bawah sinar matahari, menyuntikkannya dengan bahan kimia beracun (formalin, amonia, tembaga sulfat), dan membangun pagar bawah air untuk mengontrol pergerakan CoTS. Metode yang direkomendasikan di Great Barrier Reef adalah menyuntikkan garam empedu ke dalam bintang laut yang membunuh bintang laut tetapi tidak membahayakan ekosistem terumbu sekitarnya.

DAFTAR ACUAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun