Mohon tunggu...
Elsa Fy
Elsa Fy Mohon Tunggu... Administrasi - :)

reading and writing

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Jembatan ke Taman Jiwa: Perpustakaan

22 Oktober 2020   08:50 Diperbarui: 22 Oktober 2020   09:35 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : unsplash.com/@anneliesgeneyn

Tapi untuk saya agak berbeda, karena ketidak sengajaan menemukan buku  puisi berjudul Sembahyang Rumputan Karya Ahmadun Yosi Herfanda  di Perpustakaan SMA (Sekolah Menengah Atas)  saya dulu justru menjadi stimulasi .

Stimulasi yang membuat saya menjadi antusias belajar termasuk belajar Mate-Matika, Fisika dan kawan-kawan serta keranjingan membaca berbagai jenis macam buku. 

Coba kalau dari sekola dasar dulu atau setidaknya kelas satu SMP (Sekolah Menengah Pertama) saya menemukan buku tersebut jika membacanya membuat saya menjadi antusias belajar maka kemungkinan besar saya akan jingkrak-jingkrak jika disuruh menghapalkan tabel perkalian atau akan dengan senang hati mengerjakan jika diberi tugas menganalisis sebab terjadinya perang dunia ke-2 yang sangat merusak mood saya waktu itu.  Benar-benar puisi ajaib !!!

Efek dari puisi ajaib karya Ahmadun Yosi Harfanda yang tidak sengaja saya temukan di Perpustakaan SMA saya dulu tentu tidak langsung menampak-kan hasil dalam sekejap seperti mantra  adaba kadabra yang sering diucapkan Hary Potter dan penduduk sekolah Hogwarts. 

Efeknya baru saya sadari setelah beberapa tahun terlewati. Setelah membuat saya jadi keranjingan membaca, antusias belajar dan terakhir seperti hari ini, saya tidak pernah menyangka akan dapat menulis dengan lancar . 

Dulu sewaktu guru Bahasa Indonesia memberikan tugas mengarang tentang hari libur maka saya akan mandek seperti motor kehabisan bensin lalu terpaksa motor tersebut saya dorong agar sampai ke tujuan .

Karangan  saya malah lebih parah, dari awal memang sudah tidak ada bensinya (kosa katanya) yang akan dituliskan tapi tetap harus jadi sebuah karangan. Maka jadilah karangan asal jadi, asal selesai dan aman dari amukan Guru Bahasa Indonesia yang terkenal bengis. 

Karangan saya hanya berupa paragraf  "Pada suatu hari saya dan teman saya memancing, lalu hari berikutnya saya bermain petak umpet, lalu hari berikutnya dan ....", begitu seterusnya. Karangan saya adalah hanya hitungan hari dari senin sampai minggu, saya juga ogah-ogahan mengerjakannya.   

Entah kenapa bisa seperti itu efeknya  padahal puisi-puisi dalam buku tersebut tidak ada yang menyinggung Matematika, Fisika, menyinggung tentang manfaat membaca, membahas kiat-kiat menulis atau menjelaskan pentingnya Ilmu Sejarah dsb . 

Puisi-puisi tersebut malah membahas tentang rumputan yang sembahyang, tentang iman sungai, zikir seekor semut dan bahasa-bahasa abstrak lainnya.  Bahkan salah satu puisi favorit saya malah membahas Cacing!!.  Begini puisinya :

Zikir Seekor Cacing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun