Mohon tunggu...
Elsa Fy
Elsa Fy Mohon Tunggu... Administrasi - :)

reading and writing

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bunga Pernah Mekar

12 Juli 2020   10:56 Diperbarui: 12 Juli 2020   20:14 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: unsplash.com/@markbastard

Bunga pernah mekar, indah dan semerbak

Daun-daun pernah hijau menyejukan

Cabang-cabang pohon pernah kokoh, diselimuti bunga-bunga dan burung bertengger riang gembira

Lalu bunga menjadi layu tidak lagi indah apalagi semerbak

Daun-daun kering, berguguran jatuh ketanah

Cabang - cabang pohon menjadi ranting kering dan keropos

Dulu ayah begitu perkasa, memikul  sekarung padi di pundak kiri  tangan kanannya menggandeng tangan kecilku menyusuri pematang sawah di kala matahari sudah menguning

Ibupun sama membawa kayu bakar di kepala dan  tangannya  menjinjing  sekeranjang sayur- mayur langkahnya terseok-seok dipematang sawah

Kalau ada yang bertanya hal apa yang paling saya rindukan di dunia ini?

Saya rindu melihat bapak-ibu segar- mekar seperti kelopak bunga di pagi hari, memberi madu sari kehidupan kepada anak-anaknya

Sekarang semua sudah berlalu

Saya rindu jejak mereka di pematang sawah

Kini mereka sudah renta, kelopak bunganya sudah layu, lelah dan rapuh

Kepala dan pundak tak lagi gagah

Seperti daun-daun yang tangkainya sudah rapuh, sudah saatnya jatuh ketanah

Seperti ranting yang mulai mengering, ranting yang akan segera  patah jika  tertiup sedikit angin di pagi hari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun