Mohon tunggu...
Elsa Fy
Elsa Fy Mohon Tunggu... Administrasi - :)

reading and writing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hanyutnya Lara

11 Desember 2018   11:58 Diperbarui: 12 Desember 2018   21:12 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : unsplash.com/@clemono2

 Kicauan burung-burung seirama dengan deru aliran air, hijaunya pohon disekeliling, bulatan air di pucuk-pucuk daun, tumbuhan Impatiens Balsamina L atau lebih dikenal dengan Pacar Air  tumbuh ditebing-tebing dekat air terjun bergoyang-goyang terkena tempias air. Bunga-bunga Pacar Air  mirip anggrek kecil berwarna putih, merah berbintik puith, ungu, serta merah jambu menyambut kedatanganku dan Lara.  

Rasa penat karena tidak terhitung jumlahnya motor kami menghantam lubang, masuk kegenangan air, terkena asap mobil truk  hanyut seketika tak kala saya berdiri diatas batu gepeng menghadap air terjun yang mengeluarkan asap dan cipratan butiran air. 

Tawa riang tiga anak laki-laki  yang sedang  mandi timbul tenggelam diantara kencangnya suara air yang jatuh diketinggian dan  kicauan burung diranting-ranting pohon.

Mendengar tawa mereka diantara suara alam sungguh seperti sesuatu yang basah dan menyegarkan masuk, merembet, mengalir kedalam tubuh yang selama ini telah penuh sesak dengan polusi peradaban yang kita anggap beken.

 Anak-anak itu mandi diantara bebatuan, di antara pohon-pohon hijau, diantara bunga Pacar Air,  ditemani kabut, dan didepan saya dan Lara. Jangan ada lagi manusia yang datang, cukup saya ketiga anak-anak laki-laki bugil yang sedang mandi itu dan Lara temanku. Biarlah kami saja menikmati segala keindahan dan kedamaian yang dipersembahkan Air Terjun Curup Embun sore itu.

****

Tidak terhitung sudah berapa kali saya melewati Hutan Objek Wisata Taman Liku Sembilan yang berada di kawasan cagar alam Hutan Lindung Taba Penanjung. Hutan lebat dibelah oleh jalan raya yang menghubungkan kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah dan Kepahiang, itu luasnya kurang lebih 46 ha. 

Kalau dulu didalam mobil saya hanya bisa menikmati keindahan alam hutan yang menjadi habitat asli Bunga Rafflesia Arnoldi itu di balik jendela mobil sambil mendengarkan lagu dangdut dan asap rokok para penumpang yang tidak tahu diri.

 Kali ini saya dan Lara melewatinya dengan sepeda motor. Udaranya langsung masuk ke paru-paru, hijau dedaunan membuat mata kering  seumpama ditetesi obat tetes penyejuk mata, dingin dan segar.  Pemandangan segar yang disuguhkan pucuk-pucuk daun sambil sesekali melihat kawanan burung melintas adalah sebuah hadiah istimewa bagi pengangguran seperti saya .

 Seperti namanya Hutan Objek Wisata Taman Liku Sembilan memang memiliki liku yang sangat tajam, liku tajam itu berjumlah Sembilan. Walaupun berliku tajam pemandangan yang disuguhkan juga begitu tajam indahnya.

Sedang asik menikmati pemandangan sambil berkhayal bagaimana kalau diantara Curam Liku Sembilan ini dibuat Flying Fox, bagaimana kalau hutan ini dijadikan tempat syuting film Twilight. Hutan Taman Liku Sembilan ini  tidak kalah keren dengan hutan tempat srigala-srigala dalam film Twilight itu bertarung sambil mengaum. Khayalan Flying Fox dan hutan Twilight tiba-tiba memudar seiring dengan suara motor yang semakin pelan, Lara menepikan motor merahnya ditepi tebing menghadap ke arah Kota Bengkulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun