Mohon tunggu...
Elsa SariSihite
Elsa SariSihite Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Pamulang

Nothing is impossible for God.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Kepunahan Suatu Bahasa dalam Kehidupan Sehari-hari

16 Juni 2021   12:09 Diperbarui: 16 Juni 2021   12:16 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Disusun oleh:

Elsa Sari Sihite (201011201148)

Mahasiswa Akuntansi S-1 Universitas Pamulang.

Bahasa yang baik dan biasa dipakai sehari-hari kini semakin lama semakin punah, dimana semakin banyak orang memaki SmartPhone maka semakin tinggi pengetahuan orang dalam memakai bahasa asing. Sehingga bahasanya sendiri ataupun bahasa sehari-hari itu semakin lama akan semakin punah.

PEMBAHASAN

Bahasa merupakan sebuah jati diri bangsa, dimana slogan lama yang sering didengungkan oleh para pamong praja atau pemangku pemerintahan dizaman Orde Baru. Jika suatu bahasa adalah sebuah jati diri yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maka dimaknai sebagai ciri-ciri, gambaran, identitas, inti, jiwa, spirit, atau daya gerak sebuah bangsa, maka punahnya bangsa berarti punahnya jati diri bangsa tersebut.

Ada cukup banyak bahasa-bahasa daerah yang sudah punah atau terancam punah. Gejala kepunahan bahasa daerah ini tentunya harus disikapi  dengan serius. Apalagi Indonesia dikenal sebagai salah satu Negara yang memiliki jumlah bahasa daerah terbesar bahasa daerah didunia (bahkan  nomor dua didunia setelah Papua Nugini)

PENUTUP

Dampak yang nyata pada globalisasi teknologi dan informasi, sering terjadi dikalangan generasi muda. yang dikarenakan berbagai faktor lebih suka menggunakan bahasa-bahasa gaul maupun populer yang mereka anggap lebih keren, serta pelan-pelan akan enggan memakai bahasa daerah sendiri lantaran sudah merasa gengsi atau malu di cap kolot, dan kudet (kurang upadate).

Serbuan bahasa asing yang mana khususnya Inggris dan Korea, juga menyebabkan merosotnya berbagai bahasa daerah yang biasanya dipakai sehari-hari. Masyarakat kini lebih sering berbondong-bondong mempelajari kedu bahasa itu bahkan lebih dengan alasan yang berlainan. Agar nantinya mereka bisa berkomunikasi dan berbincang dengan menggunakan bahasa Inggris, dan merasa dianggap lebih keren.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun