Mohon tunggu...
Elly Maria Silalahi
Elly Maria Silalahi Mohon Tunggu... profesional -

I'm a woman who wants to live in peace among different tribes, races and religions. cause the differences were created by God will lead the beauty of harmonization in the earth

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reuni 212, Antara Politik vs Janji Surgawi

2 Desember 2018   12:33 Diperbarui: 2 Desember 2018   13:16 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah membaca sebuah tulisan di Kompasiana Reuni 212, Apa yang mesti ditakutkan?  Karya Rustan Ibnu Abbas 

Tidak ada yang perlu ditakutkan Reuni 212 selama tidak anarkis dan memancing radikalisme. Tergelitik membaca tulisan diatas maka ada sedikit jawaban atas komen tulisan diatas. 

1. Reuni 212 dilatarbelakangi oleh penghinaan Ahok terhadap Al-quran, jadi masih menyimpan dendam lama. 

Nama 212 identik dengan garakan Islam yang membuat Ahok dipenjara, jadi tidak salah apabila sebagian rakyat tidak mempercayai Reuni 212 sebagai murni gerakan Islam. Sebagian masyarakat Indonesia masih mempercayai bahwa Ahok tidak bersalah dan tidak menista agama Islam. Jadi wajar jika tidak mendapat dukungan para Ahoker dan Jokowier. Kalau misalnya dibuat gerakan Islam yang tidak ada sejarah gerakan berjilid-jilid dan murni gerakan Islam, pasti semua umat Islam ikut mendukung.

2. Reuni 212 Ada indikasi gerakan Makar yang menyusupinya.

Jelas ada indikasi makar, tidak kelihatan karena terselubung seperti gerakan dibawah tanah. Bukan secara frontal atau gentle seperti OPM tetapi melalui dakwah, kotbah, hasutan-hasutan radikalisme, menentang pemerintah, menebarkan kebencian dan   isue-isue negatif terhadap Pemerintahan yang sah, dengan tujuan masyakat Islam menentang Pemerintahan Jokowi.

3. Reuni 212 ditunggangi HTI

Kenapa berpura-pura kalau tidak ditunggangi HTI? Jelas HTI secara organisasi sudah dicabut status badan hukumnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-30.AH.01.08 tahun 2017 tentang pencabutan Keputusan Menteri Hukum dan HAM nomor AHU-0028.60.10.2014. Sama seperti gerakan Makar, HTI berdiri dibelakang 212 dan memanfaatkan situasi 212 untuk menyebarkan ideologi Khilafa. HTI berlindung dibalik ormas Islam dan partai-partai Islam yang mengarah ke radikal. 

Sama seperti gerakan makar melalui dakwah, kotbah, hasutan-hasutan radikalisme, menentang pemerintah, menebarkan kebencian dan   isue-isue negatif terhadap Pemerintahan yang sah, dengan tujuan masyakat Islam menentang Pemerintahan Jokowi. Salah satu gerakannya adalah mengagung-agungkan  bendera HTI yang sama bendera ISIS. 

4. Reuni 212 akan ditunggangi untuk mendukung capres tertentu tahun 2019.

Reuni jelas menguntungkan paslon tertentu yang berseberangan dengan Jokowi- Ma'Aruf, dan sudah pasti mengutungkan Prabowo - Sandi. Politikus kan pandai memanfaatkan situasi, mengapa tidak berani mengundang Jokowi? Kenapa menjadikan Probowo - Sandi sebagai tamu kehormatan? Kalau benar murni gerakan damai dan diundang pasti Jokowi akan datang dan beliau bukan pengecut tapi beliau orang pandai akan situasi yang terjadi. Kalau masih berkelit bilang tidak ditunggangi paslon capres coba adakan razia pasti ada atribut-atribut Prabowo - Sandi ditangan para mujahidin yang datang. Banyak  pesan -pesan berantai melalui  WhatsApp, Facebook, Instagram dan Medsos lainnya yang jelas menyatakan bahwa Reuni 212 untuk mendukung Prabowo - Sandi, penulis tidak tahu???

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun