Desa Gempol (9/12/2022) - Kabupaten Klaten merupakan salah satu lumbung padi di Jawa Tengah. Wilayah ini memiliki hamparan persawahan sekitar 30.900 hektar dengan produksi sedikitnya 480.023 ton gabah kering giling pada 2021. Hal tersebut sejalan dengan visi Kabupaten Klaten yaitu untuk menjadi lumbung padi dan menjadi kawasan agropolitan terbesar di provinsi Jawa Tengah. Pertanian di Kabupaten Klaten masih menggunakan teknik pertanian anorganik atau masih menggunakan bahan-bahan kimia dalam pelaksanannya. Penggunaan bahan-bahan kimia yang berlebihan akhirnya menyebabkan kerusakan kondisi lingkungan dan kesehatan manusia. Para petani yang sadar terhadap bahaya tersebut akhirnya melakukan teknik bercocok tanam yang lebih ramah lingkungan atau disebut pertanian organik.
Desa Gempol merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten. Salah satu potensi besar yang dimiliki terletak pada sektor pertanian. Sektor tersebut menjadi pusat perhatian pemerintah karena memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan nasional terutama dalam hal pemanfaatan hasil-hasil pertanian yang menyangkut komoditas pangan. Berawal dari 2011 terjadi pandemi hama wereng dan tikus yang cukup parah membuat petani melakukan inisiasi mandiri untuk menciptakan cara bertani baru. Cara bertani baru dilakukan melalui cara organik tanpa penggunaan pupuk kimia dan obat kimia. Desa Gempol terkenal dengan pertanian organiknya yang menghasilkan produk Beras Rojolele dengan merk "Wirasa". Â Seiring berjalannya waktu, Beras Organik produksi dari desa tersebut mengikuti berbagai kegiatan pameran hingga mendapat perhatian mulai dari masyarakat umum hingga pejabat pemerintah.
Perkembangan teknologi pertanian organik di Desa Gempol terlihat jelas dari tumbuh kembangnya berbagai kelompok tani seperti salah satunya Kelompok Tani Dewi Ratih. Namun pada kenyataannya saat ini minat dari masyarakat di Desa Gempol yang mayoritas berprofesi sebagai petani untuk melakukan pertanian organik menurun. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya pengelolaan pertanian organik yang dianggap rumit dan sulit, sistem ini membutuhkan biaya lebih besar, serta masih kecilnya peluang pasar untuk produk pertanian organik di dalam negeri. Keadaan ini diperparah dengan adanya pandemi virus COVID-19 pada tahun 2019. Sejak saat itu, partisipan, hasil produksi, penjualannya, serta pendapatannya menurun. Hal ini sangat disayangkan karena pertanian padi organik tidak hanya bermanfaat bagi yang mengonsumsi tetapi juga bagi para petani.
Dalam rangka meningkatkan produksi dan kualitas beras organik di Desa Gempol, Dosen dan Mahasiswa UNDIP memberikan sosialisasi dan pendampingan akan pentingnya budidaya padi organik. Aspek yang dibahas dalam sosisalisasi ini yaitu aspek kesehatan yang membahas mengenai dampak kesehatan yang baik dari konsumsi beras organik, aspek akuntansi membahas mengenai profit jangka panjang dari produksi beras organik serta analisis pasar dari beras organik pada masa kini dan yang akan datang, lalu dari aspek pertanahan membahas mengenai potensi kondisi tanah di persawahan yang ada di Desa Gempol untuk mengembangkan pertanian organik.
Program sosialisasi dilakukan pada tanggal 4 November 2022 di Balai Desa Gempol, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten. Kegiatan diawali dengan pemaparan mengenai peta Satuan Kemampuan Lahan (SKL), analisa profit, analisa pasar dan manfaat beras organik dari sisi kesehatan. Kemudian dilanjutkan dengan sesi kuis dan diakhiri dengan pemberian poster. Sosialisasi berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan baik dari kelompok tani yang ada di Desa Gempol. Masyarakat Desa Gempol terutama petani yang menjadi sasaran program sosialisasi merasa antusias karena mendapatkan pengetahuan baru mengenai pentingnya budidaya padi organik. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk kembali mengembangkan pertanian organik di Desa Gempol, sehingga terjadi peningkatan produksi dan kualias beras Rojolele.
Penulis       :Â