Mohon tunggu...
Latatu Nandemar
Latatu Nandemar Mohon Tunggu... Relawan - lahir di Pandeglang Banten

Lahir di Pandeglang, Banten. seorang introvert yang bisa menjadi extrovert ketika situasi mengharuskan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Karen's Diner, Tepatkah Dengan Budaya Kita?

20 Desember 2022   15:33 Diperbarui: 20 Desember 2022   16:07 2372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Pikiran Rakyat.com

Karen's Diner. Sebuah restoran cepat saji asal Australia telah membuka cabangnya di Indonesia. Tepatnya di Jakarta. Segera saja kehadiran mereka menjadi viral di dunia maya. Lantas apa yang aneh dengan pembukaan restoran semacam itu? Bukankah restoran-restoran cepat saji sudah banyak bertebaran juga di Indonesia yang terkenal dengan budaya santun dan ramah ini.

Itulah masalahnya. Karen's Diner merupakan restoran cepat saji yang memilih mengusung konsep yang tak biasa. Jika tempat-tempat kuliner akan memberikan pelayanan terbaik terhadap pelanggan, Karen's Diner justru sebaliknya. Mereka akan memperlakukan konsumen yang datang dengan begitu kasar, wajah yang jauh dari kesan ramah, menyodorkan menu dengan cara melempar tak sopan kepada pelanggan, kata-kata yang kasar dan masih banyak lagi.

Maka, jika Anda adalah seseorang yang memegang prinsip pembeli adalah raja dan Anda datang ke tempat ini, maka Anda sudah salah memilih tempat. Terlebih lagi Anda datang dengan membawa keluarga disertai ada anak di bawah umur yang Anda bawa, maka dapat dipastikan lagi Anda datang ke tempat yang sangat salah. Karena anak di bawah umur akan melihat hal-hal negatif yang akhirnya besar kemungkinannya akan mereka ingat dan mereka tiru.

Dengan kemungkinan-kemungkinan negatif seperti itu, apakah baik jika konsep seperti ini diterapkan di Indonesia? Jika berbicara sukses mungkin bisa saja mereka sukses dengan usaha mereka. Karena di era sekarang ini konsep-konsep yang tidak biasa selalu mengundang perhatian untuk didatangi. Hanya saja berbicara tentang masalah efek negatif, akankah kehadiran mereka menggerus moral, perilaku, dan juga bahasa yang ada pada kita yang sebenarnya sudah terkikis jauh karena pengaruh visual-visual yang tidak mendidik.

Jika melihat dari menu yang mereka tawarkan, sepertinya menu tersebut adalah menu yang menjadikan anak muda sebagai pangsa pasarnya. Kehadiran mereka dengan mengusung konsep yang bertentangan dengan nilai dan norma yang ada di negeri ini tentunya akan memberikan dampak yang sangat tidak baik bagi para anak muda yang menjadi konsumen di sana.

Mereka akan sangat terbiasa dengan kata-kata kasar, perilaku tidak ramah, terbiasa dengan konflik yang sengaja dibuat hanya untuk menjadikan acara makan-makan mereka jadi terlihat seru dan juga agar terlihat berbeda daripada yang lain.

Seandainya boleh memberi saran, sebaiknya ijin untuk suatu tempat yang sifatnya berada pada ruang publik lebih diperketat lagi. Kita juga harus melihat dampak baik dan buruknya terhadap generasi ini. Tidak hanya asal seru dan memberikan keuntungan terhadap pihak pemberi ijin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun