Mohon tunggu...
Elnado Legowo
Elnado Legowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Kata-kata memiliki kekuatan untuk mengesankan pikiran tanpa menyempurnakan ketakutan dari kenyataan mereka. - Edgar Allan Poe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lukisan Ramani

30 Juli 2021   18:30 Diperbarui: 30 Desember 2021   14:50 1456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Christophe Prades 

Tidak ada lukisan yang paling menyeramkan daripada lukisan Ramani. Sebuah lukisan potret dari minyak dengan gaya ekspresionisme gelap, yang menggambarkan wajah seorang perempuan sedang melotot tajam dengan mata hitam pekat. Ditambah dengan kulit yang pucat dan suram; rambut hitam panjang bergelombang yang terurai berantakan; menggunakan sebuah mahkota dari ranting pohon; menyeringai dingin dengan bibir merah gelap, sehingga membuat orang yang melihatnya dapat membayangkan hal-hal menakutkan.
 
Menurut informasi yang beredar, lukisan itu dibuat oleh seorang seniman lokal Bali yang bernama Wayan Darshan. Namun nahasnya, dia menghilang secara misterius setelah menyelesaikan lukisan tersebut. Selain itu, tidak ada orang yang dapat mengenali identitas si perempuan di dalam lukisan Ramani. Seolah-olah Wayan melukis sesuatu yang tidak kasatmata, berdasarkan imajinasi liarnya, atau mungkin dia telah melukis sosok iblis.
 
Setelah menghilangnya Wayan; lukisan ini sempat beberapa kali pindah tangan pemilik. Namun, banyak dari pemilik tersebut yang kehilangan anggota keluarga mereka secara misterius, atau diganggu oleh mimpi buruk yang mengerikan. Sampai pada akhirnya, lukisan tersebut dijual ke sebuah museum seni di Jakarta Barat. Semenjak itulah lukisan Ramani mulai terpajang rapi di dinding galeri museum. Dibantu dengan banyaknya cerita menyeramkan yang menyelimuti lukisan tersebut, sehingga semakin menarik perhatian para pengunjung museum.
 
Hingga pada suatu hari, terdapat seorang pengunjung dari salah satu sekolah seni yang melakukan hal-hal menistakan lukisan tersebut. Dia melempar lelucon yang tidak pantas, terutama saat si pemandu museum sedang menceritakan latar belakang dari lukisan tersebut. Beberapa teguran sudah diberikan kepadanya; tapi itu tidak membuatnya sadar, melainkan kembali berteriak menantang bahwa cerita seram itu hanyalah takhayul dan dia tidak takut.
 
Kemudian di malam harinya, si pengunjung tersebut mengalami mimpi buruk; dimana dia berada di suatu tempat yang asing dan bertemu dengan sosok perempuan dengan rupa yang mengerikan. Dia adalah perempuan di dalam lukisan Ramani. Lantas, perempuan itu melontarkan kata-kata kutukan kepada si pengunjung, dengan suara yang mengisar dan merindingkan. Alhasil, si pengunjung langsung melompat keluar dengan panik dari alam tidur, serta mendapati dirinya sudah berada di dalam galeri museum yang gelap; terbaring di depan lukisan Ramani yang melempar tatapan durjana, sehingga membuat si pengunjung bergidik ngeri dan berlari tanpa arah sambil berteriak kesetanan. Walakin, kemana-pun dia berlari, dia akan berakhir di depan lukisan Ramani yang semakin menyeringai mengutuk.
 
Keesokan harinya, para penjaga museum mendapati lukisan Ramani yang berlumuran cairan merah. Karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada lukisan tersebut; lantas mereka langsung menghubungi pihak otoritas dan berwenang untuk mengamankannya. Setelah diperiksa, ternyata cairan merah itu bukan berasal dari pewarna minyak yang meleleh, karena warna di lukisan tersebut masih utuh. Selain itu mereka juga sadar, bahwa pewarna minyak tidak mengeluarkan bau amis, sehingga cairan merah itu tidak lain adalah darah manusia.
 
****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun