Bibit - bibit ini telah aku semai. Setiap hari aku siram dengan bimbingan kasih memasuki gerbang Al-Qur'an. Mempelajarinya siang sampai sore. Mematrikannya dihati sanubari mereka. Agar Al-Qur'an ini benar-benar mereka cintai. Seraya selalu berdoa kepada Allah agar semua cita dan pinta terkabul.
"Robbisrohli sodri wa yassirli amri wah lul uqdatan min lisani yafqohu qouli."
Artinya, "Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku."
Inilah pinta yang selalu diulang dan diulang setiap hari sebelum membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Tentu saja Allah akan mengabulkannya. Apalagi yang menganggaungkan doa ini adalah anak-anak yang tak berdosa.Â
Mereka masih sangat polos dan mereka adalah kertas putih yang belum ternoda. Allah pasti sayang kepada mereka semua. Apalagi keinginan mereka yang gigih menyandang Al-Qur'an pulang pergi setiap hari tak peduli seberapa beratnya Al-Qur'an itu tersangkut dipunggung dan bahunya masing-masing.
Walau hujan sering mendera bumi. Namun mereka tetap datang dengan wajah yang berseri-seri. Aku yang kadang telah didera letih kembali bugar didatangi tenaga dan semangat yang berkobar.Â
Apalagi mendengar panggilannya, ibu...ayo kita ngaji lagi ya bu...masuk bu...kami sapu dulu kelasnya ya bu...padahal belum satupun yang aku jawab. Akhirnya aku cuma mengangguk dan tersenyum dalam hati. Ya Allah...merekalah anak-anak syurgaMU.
Betapa cerianya mereka. Padahal separoh hari juga sudah belajar di sekolah masing-masing. Pantaskah aku bilang capek kepada mereka, tentu saja tidak ya Allah. Begitulah aku berbisik kepada Ilahi. Akhirnya langkahkupun mengayun menuju ruang kelas mereka.Â