Mohon tunggu...
Elmi Safridati
Elmi Safridati Mohon Tunggu... Guru - Guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan menorehkan sesuatu di medsos menjadi salah satu kesibukan saat ini, walaupun masih dalam tahap belajar. Semoga semuanya bermanfaat. Terima kasih untuk Omjay dan semua guru yang telah mengajarkan ku, semoga ilmu yang sudah diajarkan, berbalas pahala. aamiin...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Derita Pedagang Malam

4 September 2022   23:00 Diperbarui: 4 September 2022   23:02 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Derita pedagang malam

Gerimis baru saja mengguyur bumi

Rasa dingin semakin menusuk hati

Angin malam seakan tak bersahabat

Pedagang kaki lima sangat kasihan

Bawa anak kepinggir jalan dalam hujan

Gerobak gorengan semakin dingin

Pembeli juga enggan keluar rumah

Pedagang termenung meratapi nasib

Bersahabat malam bawa si kecil

Nyamuk-nyamuk nakal tak kenal lelah

Menggigit tanpa kompromi

Air mata menetes melihat keadaan

Kanan kiri sepi pembeli

Angin malam semakin bertiup sepoi

Mata mengantuk terpaksa ditahankan

Mau tidurpun hanya beralaskan tanah

Berselimut kain tipis berteman angin

Wahai nasib kapan akan berubah

Mendorong gerobak dalam derita

Malang nasib hujan deras tumpah

Alamat dagangan tak bakalan laku

Sedih hati menyayat kalbu

Hanya termenung sampai subuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun