Mohon tunggu...
Elmi Safridati
Elmi Safridati Mohon Tunggu... Guru - Guru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan menorehkan sesuatu di medsos menjadi salah satu kesibukan saat ini, walaupun masih dalam tahap belajar. Semoga semuanya bermanfaat. Terima kasih untuk Omjay dan semua guru yang telah mengajarkan ku, semoga ilmu yang sudah diajarkan, berbalas pahala. aamiin...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kopi Cinta

11 Agustus 2022   10:21 Diperbarui: 11 Agustus 2022   10:50 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semalaman Juki tidak bisa tidur. Ingatannya selalu melayang kepada pelayan restoran itu. Berkali-kali Dia coba untuk memejamkan matanya tetapi tidak bisa juga. Akhirnya Juki keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang tamu. Juki duduk di ruang tamu dalam kegelapan. Dia enggan menghidupkan lampu karena khawatir ibunya mengetahui kegalauan yang menyelimuti hatinya.

Lama dia di ruang tamu itu. Rasanya dadanya nyesak mau jumpa sama Sonya, gadis desa yang sangat ia suka. Seandainya ia bisa keluar malam itu pasti dia sudah ke sana. Tapi untuk apa. Restoran pun sudah tutup. " Ya Tuhan...kenapa aku segila ini, ada apa ini, andai aku bicarakan sama ibuku apa dia akan terima, sementara Sonya hanya pelayan restoran, tapi dia adalah gadis yang aku suka. Dia beda dengan gadis yang lain. Dia sopan, shalehah pula, aduh tak pernah ku lihat gadis lain yang aku kenal seperti dia". Juki melamun panjang.

Tiba-tiba ibunya keluar dari kamarnya dan menghidupkan lampu. Waduh mati aku ketauan juga jadinya.  Juki cepat-cepat merebahkan badan di sofa panjang itu. Dia pura-pura tidur dan malah ngorok, seakan dia tertidur pulas. Ibunya kaget melihat Juki tidur di sofa. Ibunya menghpirinya dan meraba keningnya.

"Oala... Juki, kamu kenapa lagi nak e. Kok malah tidur di sini. Ini anak kok aneh ya. Ada apa ini. Biasanya ga pernah begini".

Beruntung ibunya tidak membangunkan Juki, malah mengambil selimut dan menyelimutinya. Juki berusaha menahan tawa. Setelah itu ibunya kembali ke kamar dan mematikan lampu. Setelah ibunya benar-benar masuk kamar dan menutup pintu. Juki bangkit lagi dari tidurnya. Malam itu dia benar-benar susah linglung seperti orang gila yang dimabuk cinta.

Sebelum subuh Juki Kemabali ke kamarnya, dan mencoba merebahkan badan. Akhirnya Juki ketiduran. Hari itu Juki tidak masuk kerja. Ibunya jalan ke kamar Juki. Dia mengetuk pintunya. Tetapi tidak ada suara. Juki...apa ku kasih di dalam. Juki benar-benar sudahtertidur pulas dan tidak mendengar suara ibunya.

Ibunya pun membuka pintu kamar Juki. Ibunya kaget, dia melihat Juki masih tertidur pulas. Ibunya menghampirinya, lalu mencoba membangunkan. "Juki..sayang, apa kamu ga kerja. Juki..bangun, ini dah pagi", ibunya menggoyangkan badannya Juki. "Ya Bu, Juki rasanya ga enak badan Bu". Kata Juki. Padahal Juki ga apa-apa. Dia hanya malas aja masuk kerja, karena semalaman memang ga tidur.

Ibunya keluar dari kamar Juki, lalu menelpon dokter pribadinya. Tak lama berselang dokter pun datang. Ibunya langsung mengajak dokter ke kamarnya Juki. "Ini dok, si Juki katanya ga enak badan, tolong diperiksa dulu ya", kata ibunya kepada dokter itu. Juki kaget luar biasa melihat dokter itu memeriksa badannya. "Ya ampun...aku kan ga sakit, waduh ketauan lagi ini nanti kalau aku lagi pura-pura sakit".

Untung saja dokter bisa menjelaskan kepada ibunya Juki. Bahwa Juki hanya kelelahan saja. "Alhamdulillah...selamat". Kata Juki dalam hatinya. "Juki, kalau begitu kamu istirahat saja dulu ya, kalau nanti sudah merasa enakan baru ke kantor lagi ya, kata ibunya. "Ya Bu"..kata Juki dengan hati yang sangat bahagia.

Keesokan harinya Juki sudah masuk lagi ke kantornya. Dia punya perusahaan sendiri. Peninggalan ayahnya. Siangnya Juki kembali makan ke restoran. Sampai di sana dia tidak melihat Sonya. Beberapa kali Juki melayangkan pandangannya ke sekitar restoran. Akan tetapi dia tidak melihat Sonya. "Kemana pelayan cantik itu. Kok ga ada. Apa dia sudah berhenti. Apa dia pulang kampung, apa..apa", berbagai pertanyaan muncul di dalam hatinya Juki. Tetapi dia malu menanyakannya kepada pemilik restoran. Hatinya berkecamuk. Kemana dia harus mencari Sonya. Gadis polos yang dia suka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun