Mohon tunggu...
Elmi Safridati
Elmi Safridati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah hobi yang tak bisa dipungkiri. Semoga apa yang tertulis bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Jadikan Anak Sebagai Sahabat

14 Januari 2023   08:19 Diperbarui: 14 Januari 2023   08:28 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image caption dokpri 

Anak adalah anugerah dari Tuhan yang Mahakuasa. Oleh sebab itu sebagai orang tua kita harus pandai-pandai merawat dan membesarkan anak. Betapa banyak orang tua di atas dunia ini hanya pandai beranak saja akan tetapi tidak pandai merawat dan membesarkan anaknya dengan baik.

Mereka malah cenderung membiarkan anak-anaknya hidup dan besar di jalanan. Padahal kalau dilihat kehidupan orang tuanya lumayan punya. Tapi kenapa hal ini bisa terjadi? Kira-kira apa sih penyebabnya?

Dalam perjalanan panjang yang saya lalui dikehidupan ini. Saya coba mendekati anak-anak yang hidupnya seperti itu. Saya gali keterangan demi keterangan dari mereka. Maka saya dapatkan informasi darinya, bahwa ternyata banyak orang tua sibuk, yang rata-rata keduanya bekerja. Maka kasih sayang dan kedekatan terhadap anak-anaknya cenderung berkurang. 

Lalu kedua orang tua yang seperti ini kebanyakan hanya membesarkan anaknya dengan uang saja. Padahal anak-anak kita bukan cuma perlu uang. Uang tidak bisa menggantikan kasih sayang dan kedekatan orang tua terhadap anak-anaknya.

Anak-anak sangat butuh sentuhan nurani dari kedua orang tuanya. Anak-anak sangat butuh arahan, nasehat dan bimbingan dari hati ke hati dari orang tuanya. Akan tetap terkadang, hal inilah yang kita sebagai orang tua tidak faham. Atau pun faham tetapi tidak dilakukan. 

Sementara anak-anak makin hari semakin tumbuh besar. Maka mau tidak mau anak-anak akan dididik oleh lingkungan yang kita tidak pernah tau dengan siapa mereka bergaul. Makanya terkadang uang yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya, jadi salah guna oleh mereka. Apalagi uang yang kita berikan itu jumlahnya lumayan besar.

Hal ini juga saya praktekkan pada anak saya sendiri. Pada saat dia duduk dibangku SMP, anak saya sangat bandel. Dia merokok, susah dibilangin. Melawan sama kami sebagai orang tuanya. Jadinya saya dan suami saya jadi kepikiran terus, apa yang salah dengan anak ini dan apa pula yang salah dengan kami sebagai orang tuanya.

Uang jajan sudah dikasih. Kebutuhannyapun apa yang dia perlukan sudah dicukupi. Terus apalagi yang kurang. Kenapa dia tidak ada perubahan. Nah, dari sini saya berfikir terus, sampai saya menemukan cara untuk mendekatinya. Saya jadikan dia sebagai sahabat saya. Saya tanya apa kira-kira yang kurang dari kami terhadap dia. 

Dia bilang "ibu dan ayah cuma sayang sama anak orang. Setiap hari ibu dan ayah mendidik anak orang. Memperhatikan lahir batin anak orang. Tapi tidak denganku" jawabnya begitu. Ya Allah kariim, ternyata batin anakku belum tersentuh sama kami. Batinnya kosong. Saya menangis mendengar jawaban jujurnya.

Mulai saat itu saya luangkan waktu. Saya ajak dia keluar kapanpun saya bisa. Kemudian dalam keadaan santai sepanjang jalan saya nasehati dia. Saya sentuh hatinya. Saya bicara rileks tanpa beban seperti sahabatnya dengan dia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun