Jadi punya rumah sendiri itu tetap penting sepanjang cara kita mendapatkannya tidak terlalu ngoyo apalagi sampai menimbulkan masalah bagi kita, misal angsuran KPR-nya bikin ngap-ngapan, atau sampai melakukan perbuatan tidak sah demi membeli rumah, nah ini yang harus dilihat lebih jeli.
Hal-hal yang Harus Diingat Seputar Rumah dan Kepemilikan Rumah
Jadi generasi jelang forty yang kemarin bikin geger jagad Twitter, ya tinggal pandai-pandai memilah sesuai kebutuhan.
1. Milikilah rumah sebagai sesuatu di mana kita selalu ingin pulang cepat (capek tau di jalan mulu). Carilah sesuatu yang ada di rumah sehingga membuat kita selalu ingin cepat pulang. Bisa berupa tanaman, hewan piaraan, dapur tempat kita bebas eksperimen masak dan sebagainya. Bagi yang sudah punya pasangan, maka pasanganmu adalah rumahmu.
2. Punya rumah fisik milik sendiri itu bagus, hanya carilah sesuai kemampuan. Jika belum, ya tidak ada yang salah dengan rumah kontrakan, rumah saudara, rumah mertua, rumah dinas, sambil terus memiliki recana dan strategi untuk punya rumah sendiri.
3. Bagi yang masih lajang tapi punya rencana beli rumah, itu bagus. Sangat bagus. Boleh menabung lalu beli rumah cash. Bisa ambil rumah KPR yang cicilannya tidak membuat kamu sampain ngap-ngapan atau jadi tiap hari makan mie instan. Kalau sakit, biayanya malah lebih besar kan? Jangan sampai untuk sekadar DP rumah saja kamu harus pinjam, lalu angsurannya KPR. Hutangmu belepotan dan berlipat-lipat pula. Ada banyak mekanisme memiliki rumah idaman yang membuat kondisi keuanganmu tetap sehat, bahkan mekanisme kepemilikan rumah bebas riba pun ada katanya.Â
4. Bagi yang ingin lebih santai tanpa harus terbebani punya rumah, hidup mobile, silahkan saja. Menabung dulu yang banyak, lalu akan memilih kota di mana hari tua tinggal silahkan.Â
5. Bagi yang tidak semuanya, gak mau sama sekali mikir soal rumah milik sendiri ya sak karepmu. Asal jangan merepotkan orang lain. Misal numpang tinggal gratis. Tinggal di hotel minta bayarin orang lain, kan aneh. Hidup hidupmu sendiri kok orang lain dibuat repot, he.
Begitulah. Tidak ada yang salah dengan punya rumah sendiri atau tidak punya rumah sendiri, semua sesuai kebutuhan dan kemampuan kita.Â
Paling penting jangan merasa insecure jika belum punya rumah sendiri. Kita lah yang tau kondisi kita. Kita mengatur keperluan kita sesuai sikon dan kemampuan, tidak memaksakan diri apalagi sampai menimbulkan masalah.Â
Psttt, angan-angan saya punya (beli lagi) rumah kayu antik dengan halaman luas itu tetap ada, cuma saya gak ngoyo. Bukan untuk sok-sokan dan sekadar memenuhi ego, tapi terkait bisnis di masa pensiun. Tetap cari-cari yang harganya terjangkau kantong, siapa tau rezeki saya dan dapat.