Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Malbi dan Anam, Berlebaran dengan Menu BARI (Otentik dan Oldiest) di Palembang

16 Mei 2021   10:01 Diperbarui: 16 Mei 2021   14:12 1390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski opor dan rendang juga populer di Palembang, ketika lebaran popularitas kedua masakan itu dikalahkan oleh Anam dan Malbi. Terutama pada keluarga asli Wong Plembang dan Sumsel pada umumnya. 

Kenapa ? banyak alasannya. Tiap alasan pasti beda antar orang per orang.

Beberapa alasan menurut saya, saya rangkum disini. 

  1. Opor dan rendang sudah terlalu mainstream. Orang Palembang begitu terbuka pada masukknya pengaruh pendatang, termasuk soal kuliner. Tetapi saat lebaran mereka akan melakukan hal yang khas lebaran pada keluarga mereka. Sebab opor dan terutama rendang begitu populer dan sangat terasa umum. Setiap sudut dan pengkolan jalan ada rumah makan dan warung nasi Padang yang menyediakan menu rendang. Jika menghadiri rapat di kantor menu nasi kotaknya biasanya ada 2 (dua) yaitu  pilihan, gulai ayam yang menggunakan ayam broiler pejantan atau rendang daging. Karena saya tidak suka ayam broiler biasanya saya pilih rendang. Ketika lebaran, saya akan masak Anam dan Malbi.
  2. Ingin merasakan suasana meja makan dengan rasa khas Bari, menu Palembang/Sumsel dan ingin melestarikan kuliner tradisional khas tersebut. Kedua menu ini memang menu hari istimewa. Biasanya hanya dibuat saat perayaan dan pesta. Setiap lebaran saya akan masak kedua ini, pastinya dengan alasan ingin meletarikan kuliner Palembang dan Sumsel
  3. Rasanya lebih disukai dan dicari oleh Wong Plembang. Anam lebih gurih dan kaya bumbu. jika opor cenderung gurih dan manis karena bumbu, maka Anam selain gurih lebih kaya dan lebih terasa bumbunya karena hampir semua bumbu tanah dipakai. Sedangkan Malbi, ah ini pilihan the best keluarga saya.

Jadi kalau kamu kebetulan sedang berada di Palembang saat lebaran dan berlebaran di rumah keluarga atau kerabat yang Wong Plembang asli, juga keluarga Bari (Lama dan oldiest) bukan pendatang, InsyaAllah kamu akan menemukan kedua menu ini.

Malbi Palembang

Malbi adalah pilhan the best anak-anak dan orang tua saat lebaran. Kalau ditanya dagingnya mau dimasak apa, serentak mereka akan menjawab Malbi. Mereka menyebutnya Daging Masak Itam, sebab warna masakan ini memang hitam karena rempah dan karena kecap manis.

Malbi sebetulnya dijual oleh beberapa warung dan resto masakan khas Palembang, terutama untuk pelengkap Nasi Minyak seperti di Nasi minyak Wak Abuk, Nasi Minyak H,Saudi dll. Kalau di keluarga saya, memasak sendiri itu lebih afdol, terutama saat Lebaran. 

Membuat Malbi sangat gampang. Hanya berbekal bumbu sederhana, merica, jahe, bawang merah, bawang putih, kapulaga, kayu manis, cengkeh, jintan, garam dan kecap manis.

Kelembutan daging sangat tergantung pada jenis daging, saya biasanya menggunakan daging Has Luar (tenderloin) yang lebih lembut. Tapi eits, memotongnya harus hati-hati, salah urat memotong akan membuat daging kaku dan alot (rigor mortis yang tidak semestinya). 

Mau aman beli di Pasar Tradisional langganan, lalu minta potong/iriskan untuk Malbi. Pedagang biasanya sudah pakar  daging jenis apa untuk rendang, malbi termasuk cara memotong untuk untuk Malbi, rendang, sop dsb.

Sumber Foto: Dokpri
Sumber Foto: Dokpri
Sumber Foto: Dokpri
Sumber Foto: Dokpri
Resep lengkap Malbi Palembang bisa dilihat DI SINI

Anam Palembang

Sebagian orang menyebut masakan ini sebagai Opornya Wong Plembang, buat saya bukan. Sebab Opor Palembang lain lagi. Beda opor dan Anam lalu apa dong ? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun