Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Makanan adalah Soal Seni, Skill, Sejarah dan Budaya

28 Februari 2021   20:19 Diperbarui: 1 Maret 2021   07:16 1599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber Foto: nusapedia.com)

Banyak hal menarik dunia kuliner. Buat saya kuliner itu tak sekadar masak lalu orang makan dan tak sekadar makan lalu kenyang. 

Dari sisi konsumen, kalau saya dalam posisi sebagai konsumen yang menyantap masakan orang lain. Selain kenyang, sedapat mungkin saya tahu makanan yang saya makan aman, sehat, dan bergizi. 

Dari sisi produsen, seandainya saya yang masak, saya harus memastikan masakan saya sehat, dibuat dari bahan segar, bergizi dan dimasak secara benar dan aman kalau kondisi sedang normal (bukan sedang darurat). 

Saya kira semua akan melakukan hal ini jika berada dalam kodisi memungkinkan dan normal, bukan sedang perang dan lain sebagainya. 

Kuliner Bukan Sekadar Masak dan Makan, namun Juga Soal Seni, Skill, Sejarah dan Budaya

Berkat ngendon di rumah aja tiap weekend, maka selain masak, makan, baca buku (Kalau judul dan isinya kena di hati), makan, masak lagi, makan lagi, nonton lagi, saya jadi terjerat pada tontonan Chef's Table di Netflix. 

Chef berbagai kawasan dunia ditampilkan. Tentu saja ada dari Indonesia, netflix  menampilkan maestro Gudeg dari Yogya, Mbah Lindu (sekarang sudah almarhumah, Al Fateha buat beliau) hanya di acara berbeda yaitu Tajuk berjudul Street Food Asia. 

Ya Indonesia tak kekurangan pakar kuliner. Kita kenal William Wongso, almarhum Bondan Winarno, Sisca Suditomo, Andrian Iskak, Akbar Ramadhan dan lain sebagainya. Lain kesempatan saya akan tulis tentang perjuangan pakar kuliner Indonesia. 

Kali ini saya akan menuliskan tentang Musa Dagdeviren dan Bo Songvisava. 

Sebetulnya sepintas saya juga sudah menulis tentang Alex Atala dalam tulisan saya tentang Perempuan Baniwa dan Cabe Rawit Mereka di blog pribadi saya. 

Musa Dagdeviren, Antropolog Kuliner yang Menjaga Tradisi dan Menyatukan Orang Turki Dengan Masakannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun