Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Wali Kota Tak Becus dan Dunia Permufakatan Laki-laki di Film "The Stoning of Soraya M"

25 Mei 2020   19:42 Diperbarui: 25 Mei 2020   21:33 9006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : popmatters.com

Abaikan judulnya kawan, hanya supaya sesuatu di kepala saya puas setelah hampir 2 (dua) jam menyaksikan film "The Stoning of Soraya M". 

Ya libur lebaran dengan suasana Pandemi Covid-19, mau apalagi. Tidak bisa kemana-mana. Tidak bisa sanjo-sanjoan lebaran. Apalagi kalau gak nonton film di rumah, makan, ngopi, masak, makan lagi, ngopi lagi, masak lagi. 

Jadi supaya seimbang in dan out saya harus nonton. Nonton film #DiRumahAja dari netflixx, iflix, youtube dan lain-lain

Nonton ini kegemaran saya sejak saya kecil. Bedanya dengan orang lain, saya pilih-pilih judul. Pilihan itu sepenuhnya karena selera. Selera yang kata saya absurd dan tidak bisa disamakan antar orang. 

Kadang  harus melihat resensi yang saya percaya dulu. Banyak juga saya dapat tidak sengaja, seperti malaikat menuntun jari saya di keyboard laptop dan saya menemukan film keren. Salah satunya film "The Stoning of Soraya M" yang saya ulas ini.   

Film ini dibuat Tahun 2008  oleh Sutradara Cyrus Norwasteh berdasarkan kisah nyata seorang perempuan di  Kota Kecil Kupayeh, Iran, Soraya Manutchehri. Buku ini ditulis oleh seorang jurnalis Perancis kelahiran Iran Freidoune Sahebjam dan menjadi buku International Best Seller Tahun 1990 berjudul "La Femme Lapidee". 

Buku yang sempat dilarang beredar di Iran. Kisah nyata film ini terjadi pada Tahun 1986, hampir sepuluh tahun setelah Ayatullah Khomeini merevolusi Sah Reza Pahlevi. 

Ya, kelihatannya kisah yang dialami Soraya Manutchehri ini ada di zaman Ayatullah Khomeini. Terlihat dari adanya poster besar Ayatullah Khomeini di Kota Kupayeh pada film ini. 

Sang Jurnalis, Perancis berdarah Iran,  secara tak sengaja datang ke Kupayeh lalu secara tak direncanakan mewawancarai keluarga Soraya Manutchehri. Tepat sehari setelah eksekusi pelemparan batu hingga menewaskan perempuan itu pada pada 15 Agustus 1986. 

Soraya Manutchehri dituduh berzina dengan Hashem yang baru ditinggal mati istrinya. Padahal Soraya bekerja bersih-bersih dan memasak di rumah Hashem selain untuk menambah uang belanja di dapurnya juga atas perintah suami dan nasehat Mullah Hasan. 

Faktanya, perzinahan itu adalah setingan Ali. Ia memaksa Hashem bersaksi palsu karena mengancam akan mencelakakan Hashem dan anak Hashem yang lemah mental jika tak menuruti perintahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun