Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Putusan Sidang MK Marilah Kita Belajar Mengambil Hikmah tentang Doa Tulus dan Doa Politis

28 Juni 2019   09:37 Diperbarui: 28 Juni 2019   17:14 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: laduni.id

Sidang Mahkamah Konstitusi telah mengeluarkan keputusannya semalam. Menolak semua gugatan pihak BPN (Prabowo-Sandi) dan kita tahu siapa yang diputuskan sebagai pemenang Pilpres 2019 yaitu pasangan Joko Widodo dan Kiay Ma'ruf Amin. Sudah kita saksikan bersama. He, saya ya menyaksikan juga walaupun tidak full seluruh sidang. 

Ada hal menarik yang saya lihat terkait putusan sidang MK tersebut. Fenomena doa (again, setelah doa-doa politis yang saya lihat beberapa waktu sebelumnya) yang tampil di linimasa saya, baik facebook,  twitter dan Instagram. 

Tidak ada yang menampik kekuatan doa sebagaimana firman Allah dalam Al Quran Surat Al Mu'min ayat 60: "... Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku kabulkan. Tetapi, bukan doa sembarang doa. Sebagaimana kita tau, ada beberapa hal yang membuat doa diijabah, ditolak atau ditangguhkan. 

Menurut  kajian Maulana La Eda, L.c ada 9 (sembilan) kelompok orang yang dikabulkan doanya. Berikut ke-9 kelompok tersebut saya dalam kacamata saya,

  1. Orang yang tengah mengalami musibah. Apakah pemerintahan ini sebuah musibah sehingga Allah akan mengabulkan doa warga yang diberi musibah oleh pemerintahan ini? Atau apakah pihak lawannya adalah sebuah musibah yang membuat waswas dan khawatir ? entahlah. Rasanya jika terjadi musibah dan korban musibah berdoa tulus ikhlas, berserah dan sangat mengharapkan pertolongan Allah, katanya akan dikabulkan. 
  2. Orang yang terdzolimi. Apakah ada masyakarat kita terdzolimi ? Barangkali ada. Apakah sebagian besar masyarakat kita terdzolimi ? apakah mereka telah berdoa tulus ikhlas mengharapkan pertolongan Allah? atau kita sedang baperan saja dan justru kita yang  mendzolimi diri kita sendiri.  
  3. Kedua orang tua yang mendoakan anaknya. Sepakat. Orang tua mana saja pastilah mendoakan kebaikan bagi anaknya.
  4. Seorang pemimpin yang adil. Pemimpin yang adil akan mendoakan kebaikan bagi bangsa ini, bukan kebaikan bagi dirinya dan kelompoknya. 
  5. Orang yang berpuasa, khususnya saat sedang berbuka. Berapa banyak kita berpuasa dan berdoal tulus ikhlas saat sedang berbuka untuk kebaikan bangsa ini
  6. Anak yang berbakti pada orang tuanya. Tidak ada yang perlu dijelaskan. Setiap doa anak yang berbakti adalah support bagi orang tuanya.
  7. Musafir yang sedang melakukan perjalanan. Berapa banyak musafir di jalan Alah yang berdoa bagi kebaikan bangsa ini? 
  8. Seorang muslim yang berdoa untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya. Katanya ini paling banyak, merekalah kaum silent majority yang berdoa dari pelosok desa, dari balik bukit nun jauh, dari bilik sederhana di rumah mereka. Doa yang tulus ikhlas tanpa diminta. Doa tanpa kepentingan politik. Bukan doa di televisi, bukan pula doa  dan sumpah serapah di sosial media. 
  9. Seorang Muslim shalih bila berdoa kebaikan. Tidak ada yang menampik hal ini. Hanya doa untuk kebaikan yang diijabah. Doa mencelakakan kelompok lain rasanya hanya membuat miris .

Sembilan hal di atas tentu saja akan akan diijabah bila memenuhipula syarat dan adab doa. Maka kepada handai tolan yang telah berdoa agar pilihannya memenangkan pilpres, tinggal introspeksi diri apakah doanya dikabulkan, ditolak atau ditangguhkan. Instropeski diri juga apakah kita termasuk salah satu dari sembilan kelompok di atas?. Jika tidak, saatnya kita membersihkan hati, meluruskan niat dan membenahi hidup.  

Jujur saja, menurut saya, saya kira menurut siapapun, doa seseorang  yang tulus ikhlas, jujur, dan mendoakan kebaikan bagi bangsa ini  akan diijabah Allah SWT. Bukan doa yang memaksa, mengancam dengan niat-niat kepentingan politik tertentu yang disebut doa politis seperti yang sudah kita lihat Puisi doa ala Neno Warisman, doa memaksa ala Amin Rais dan lain sebagainya. 

Jujur, tulus dan ikhlas itu syarat utama bagi saya untuk mengiyakan dan mengaminkan sebuah doa. Oleh sebab itu saya tidak tertarik pada doa politis dari kubu mana saja  yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Malu rasanya sebagai hamba Allah untuk mengaminkan doa yang menurut hati nurani saya adalah doa memanipulasi umat dan memaksa Allah. 

Lebih jauh, syarat dikabulkan dan diterimanya Doa disisi Allah SWT ada banyak.  Beberapa syarat yang utama adalah sebagai berikut,

  1. Harus berdoa hanya kepada Allah, 
  2. Bertawasul kepada Allah dengan tawasul yang diperbolehkan,
  3. Tidak tergesa-gesa
  4. Berdoa bukan untuk memutus kekerabatan
  5. Berbaik sangka kepada Allah SWT dan Rasulullah, 
  6. Menghadirkan hati ketika berdoa
  7. Pendoa mengkonsumsi segala sesuatu yang halal, 
  8. Menghindari doa yang melampaui batas (doa untuk kepentingan kelompok , memaksa, dll)
  9. Pendoa tidak meninggalkan kewajiban sebagai muslim (sholat 5 waktu, puasa ramahan dll)

Begitulah. Maka ketika MK sudah mengumumkan pemenang, mari kita terima keputusan tersebut dengan ikhlas dan lapang dada. Mari bergandeng tangan, kita semua adalah pemenang. Tidak ada lagi 01 dan 02, kita Indonesia. Saatnya bekerja bahu membahu dan saling support. Kita ambil hikmah dari doa-doa kita selama Pilpres dan sidang MK ini. 

Stoplah memamerkan kebodohan dan sakit hati sambil memanjatkan doa di medsos agar pemerintahan terpilih terseok-seok, akan turun pada tahun sekian, ekonomi akan bobrok, tidak mau bayar pajak dan lain-lain. Ayo cerdas, bijak dan benahi diri. Kita berkerja dan berdoa bersama untuk kebaikan bagi bangsa. Kita Indonesia. Wallahu'alam bishawab.

Salam Kompal. Salam Kompasiana. Salam kompak selalu. Salam Kita Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun