Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah dan bulan dimana umat Islam berlomba-lomba melakukan amal kebaikan, diantaranya memberi sedekah.
Keutamaan bersedekah di Bulan Ramadan tertuang dalam beberapa ayat Al Quran. Antara lain pahala yang dilipat gandakan sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al Hadid ayat 18 yang berbunyi, "Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak”
Di lain sisi, umat Islam juga ditekankan untuk tidak meminta-minta, apalagi meminta-minta di jalanan. Malah lebih dianjurkan untuk bersedekah sesuai kemampuan. Sebuah Syarh hadist mengatakan bahwa Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah yang dimaknai memberi lebih baik daripada menerima (terkait sedekah). Meminta-minta dilarang, kecuali sangat terpaksa sebagaimana sebuah hadist mengatakan "Seorang yang sennatiasa kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tidak ada sepotong dagingpun di wajahnya"
Terkait fenomena maraknya peminta-minta (pengemis) merangsek jalan raya sebagai tempat mengemis yang semakin marak pada Bulan Ramadan, ada beberapa hal yang menurut saya harus kita lihat lagi. Ada banyak pertimbangan kenapa tidak dianjurkan kalau tidak bisa dikatakan dilarang memberi pengemis di jalan raya.
Antara lain ada 3 (tiga) alasan utama kenapa kita tidak boleh memberi sedekah pada pengemis di jalan raya menurut saya,
- Ketika orang miskin, maka hal yang harus dilakukan adalah berikhtiar mencari rezeki halal dengan cara mulia, yaitu bekerja. Bukan meminta-minta. Ketika kita tidak memberi mereka ini sekaligus cambuk bagi peminta-minta untuk bekerja, melakukan usaha apa saja asal halal daripada menghabiskan waktu meminta-minta di jalanan. Saya respek kepada orang yang tidak tok meminta, ada upaya sesuai kemampuan, misal Duduk bersila di bawah pohon sambil melakukan atraksi main gitar, nyanyi, mengaji. Rasanya jauh lebih mulia daripada meminta-minta.
- Jalan raya riskan dan penuh resiko dijadikan tempat meminta-minta. Penuh resiko juga bagi kita memberi mereka. Bukan soal adanya Perda atau himbauan MUI yang melarang memberi pengemis di jalan raya, tapi alasan lain karena riskan dan berbahaya. Apalagi kalau saya sedang nyetir, horny euy, berhenti di lampu merah dengan waktu terbatas. Ada pengemis, mau cari dompet yang entah dimana, mau buka spion, duh. Ketika kita tidak memberi pengemis di jalanan, terutama jalan raya ketika kita sedang berkendaraan maka kita telah memberi sikap tegas, mengedukasi peminta-minta untuk tidak menjadikan jalan raya sebagai tempat meminta-minta.
- Ketika kita tidak memberi pengemis di jalanan maka kita lebih mengaktifkan atau menegakkan keutamaan memberi. Dengan kata lain, kitalah yang mencari kaum dhuafa tempat dimana kita menyalurkan sedekah kita. Konon mencari kaum dhuafa dengan mendatangi mereka ini lebih mulia daripada mereka datang kepada kita.
Kemanakah sedekah kita disalurkan? Ada banyak cara. Bisa dengan kita berkeliling melihat lingkungan kita, saudara dekat, tetangga dan lingkungan sekitar. Memang lebih memakan waktu tapi ini lebih bermanfaat. Selain untuk menjalin silaturrahim dengan lingkungan kita, kita jadi tau persis permasalahan mereka dan isnya Allah sedekah kita betul-betul bermanfaat bagi mereka.
Tidak punya banyak waktu, tinggal menyalurkan sedekah pada badan atau lembaga yang memang berkprah pada urusan ini, seperti dompet dhuafa dll. Bisa pula mendatangi Panti Asuhan dan lain sebagainya.
Demikian 3 alasan tidak memberi sedekah pada pengemis di jalan raya baik saat Bulan Ramadan maupun bulan yang lain. Tentu saja hanya pendapat pribadi. Banyak pendapat yang masih pro dan kontra.
Salam Kompal. Salam Kompasiana. Salam ramadan hari ke-9.
Sumber:
1. 15 Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadan
