Mohon tunggu...
Elly Kartika Sari
Elly Kartika Sari Mohon Tunggu... Jurnalis -

tuts komputer lebih lebih berarti dari ingatan yang tajam. Tuliskan, tulisan. Salam kenal, bisa kontak saya di sini WA - 082158513991

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Otak Kiri dan Islam (Rasional atau Irasional)

31 Mei 2013   22:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:43 1780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kenapa Islam lebih (selalu) menganjurkan mendahulukan anggota tubuh bagian sebelah kanan dari yang kiri?

Setelah membaca sebuah buku karya Taufiq Faisak, dengan judul Revolusi IQ/EQ/SQ, Antara Neurosains dan Alquran. Penulis tertarik dengan pembahasan pada bab kedua dengan tema 'Peta Otak'. Didalam buku itu disebutkan fungsi otak manusia. Sehingga penulis tertarik dengan pembahasannya seputar otak manusia dengan pengaruh cara kerja anggota tubuhnya.

Otak (lazimnya bahasa kita menyebutnya, namun dalam ilmu kedokteran disebut encephalon yang diambil dari bahasa Yunani enkephalos). Otak manusia seperti diketahui terdiri dari dua belahan bongkahan yang membaginya dikenal juga sebagai fissura logitudinal, yang memisahkan antara otak kanan dan otak kiri yang memiliki fungsi berbeda. Keunikan otak dalam pembelahan itu membentuk dua cara berpikir yang berbeda ditambah koordinasi dan kontrol bagian tubuh terjadi secara bersilangan. Seperti,tangan kanan dan kaki kanan diurus oleh otak kiri, sebaliknya tangan kiri dan kaki kiri diurus oleh otak kanan. Di dalam buku juga dijelaskan "otak kiri, sebagaimana ditemukan Reger Sperry, mengatur hal-hal yang bersipat rasional, sedangkan otak kanan mengatur hal-hal yang bersifat irasional atau lebih khusus bersifat untuitif"

Pembahasan didalam buku itu memang lebih mengarah pada keunggulan otak kanan dari otak kiri, namun dibenak penulis mulai terbesit pertanyaan. Tapi kenapa islam lebih menganjurkan anggota tubuh bagian kanan dari yang kiri, padahal fungsi tubuh sebelah kanan lebih dipengaruhi oleh rasionalitas ketimbang anggota kiri yang dikenal lebih kreatif dan imajinatif.
Lihat saja dalam bersuci (wudhu, tayamum, mandi) adalah dengan mendahulukan anggota tubuh sebelah kanan, dan juga dalam shalat duduk tasyawud awal maupun akhir lebih condong pada anggota kanan, sampai salam pun yang wajib adalah salam pertama yang tak lain dan tak bukan adalah menengokkan kepala kekanan, lebih jauh lagi perilaku tidur Rasulullah saw. beliau selalu tidur menghadap kesebelah kanan dan yang tak kalah menakjubkan adalah malaikat Raqib menuliskan amal-amal kebaikan manusia dari sisi kanan.

Dari sini penulis mulai tertarik menganalisa antara cara kerja otak dengan fungsi tubuh. Seperti dijelaskan sebelumnya anggota tubuh sebelah kanan dipengaruhi oleh otak kiri terkait dengan rasional. Jadi islam ternyata menganjurkan umatnya untuk rasional dalam memahami ajarannya. Dimana memaknainya perlu pengkajian, proses berpikir, penuh perhitungan, tidak asal ikut-ikutan yang populer disebut 'takliq buta', memahami ajaran tanpa menggunakan akal.

Hal ini pun terbukti dengan kisah Nabi Ibrahim yang dikenal sebagai 'Bapak Tauhid' umat Islam. Bagaimana Beliau a.s menggunakan rasio dalam mencari Tuhan sesungguhnya, bahkan sempat salah berkali-kali saat menganggap bulan sebagai Tuhan, kemudian melihat matahari dan mengira bahwa itu adalah Tuhannya, sampai akhirnya Beliau berkesimpulan bahwa Tuhan sebenarnya adalah yang menciptakan bulan dan matahari. Dengan kesimpulan rasionya bahwa Tuhan adalah Satu, yang mengatur seluruh alam semesta ini. Pemikiran Nabi Ibrahim a.s juga sebenarnya di 'iyakan' oleh raja Namrut ketika Nabi Ibramim menghancurkan berhara-berhala yang raja dan pengikutnya sembah tersebut dan menancapkan kapaknya pada berhala yang paling besar.
"Wahai,, Ibrahim, siapa yang telah menghancurkan Tuhan-Tuhan kami" tanya Raja

" Mengapa tidak kau tanyakan saja pada patung yg paling besar itu, siapa yang telah menghancurkan Tuhan-Tuhanmu?" Jawab Nabi

" Bohoh!!, mana mungkin patung batu itu bisa bicara!!" Raja geram

"Lantas mengapa kau menyembah Tuhan yang tidak bisa bicara padamu, jangankan untuk memberi manfaat untukmu untuk melindungi dirinya sendiripun ia tak bisa" Tegas Nabi

"˚◦°•Ħммм...‎​(ˇ_ˇ'!l)... •°◦˚ benar juga ya kau Ibrahim" gumam Raja dalam hatinya

Tapi karena kesombongannya dan ia tak ingin kalah, akhirnya Raja Namrut memerintahkan "Bakar Ibrahim!!"
Dan barulah di sini irasional manusia ditampilkan dengan Nabi Ibrahim yang tidak terbakar oleh api, bagaimana hal ini langsung menyentuh pada keyakinan yang luar biasa.
Subhanallah, begitu pentingnya rasional bagi manusia dalam eksistensi ajaran Islam memahaminya agar tidak mudah goyah imannya. Jika setiap umat Islam memahami ini rasa-rasanya akan sulit terjebak oleh dokrin-dokrin terorisme, pragmatisme, materialisme, globalisme, apalagi aliran sesat atau mengklaim bahwa berIslamnya paling benar dan mengkafirkan satu sama lain yang terjadi adalah Islam semakin terpecah belah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun