Mohon tunggu...
Ellysa Risnawati
Ellysa Risnawati Mohon Tunggu... Guru - Penikmat Sastra dan Pelaku Pendidikan.

Saya adalah seorang guru Bahasa Indoneisia di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan di Kecamatan Ngawen, Blora. Saya senang sakali jika dapat berbagi pengalaman dan sharing seputar dunia pendidikan, khususnya bidang Bahasa Indonesia. saya juga penikmat karya sastra Novel dengan berbagai gender. Bagi saya novel adalah media imajinasi saya memahami kehidupan sosial dengan berbagai macam problematika yang ada di dalamnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kreativitas Memusikalisasikan Puisi dengan Model Pembelajaran PJBL

9 Desember 2022   20:37 Diperbarui: 9 Desember 2022   20:48 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lokasi pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini adalah SMK Sultan Agung Ngawen, Blora. Dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2022 oleh guru model Ellysa Risnawati, S. Pd.

Situasi yang menjadi latar belakang  masalah mengapa praktik ini dilakukan adalah dikarenakan ada beberapa masalah yang terjadi di unit kerja saya tersebut terkait dengan pembelajaran memusikalisasikan puis dengan penjabaran sebagai berikut.

  • Sarana dan prasarana penunjang literasi di sekolah sangat minim, sehingga peserta didik kurang mampu menemukan contoh puisi yang dapat dinikmati sebagai karya sastra di sekolah.
  • Program sekolah yang terkait dengan literasi juga tidak ada, sehingga peserta didik kesulitan dalam pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk memaksimalkan kemampuan membaca, menulis, berbicara, maupun memberi tanggapan.
  • Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran lantaran selama ini guru menggunakan model pembelajaran yang konvesional dan hanya terpusat pada buku teks dan mengedepankan ceramah, sehingga proses KBM sering terasa membosankan.
  • Pembelajaran kurang memanfaatkan TPACK, media pembelajaran yang digunakan juga sangat sederhana, sehingga peserta didik kurang mendapatkan role model yang mumpuni untuk mengasah kemampuan menyajikan puisi.
  • Proses pembelajaran selama ini juga masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang rendah yaitu masih terfokus pada level C1 (mengingat), level C2 (memahami), dan C3 (aplikasi). Guru belum terbiasa melaksankan pembelajaran berorientasi HOTS.

Beberapa masalah yang telah diuraikan di atas menjadi penyebab latar belakang masalah dari praktik pembelajaran yang telah dilakukan. Sehingga pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inovatif dianggap penting dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan hasil belajar dan motivasi belajar yang rendah. 

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini sangat penting dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi, sekaligus sebagai bahan referensi pelaku pendidikana untuk dijadikan referensi tambahan bila mana mengalami permasalahan yang sama.Peran dan tanggungjawab saya dalam kegiatan praktek ini adalah sebagai guru model yang mencari tau masalah yang terjadi, mencoba menganalisis penyebab terjadinya msalah, hingga mencari solusi agar masalah tersebut dapat ditemukan jalan keluar/penyelesaiannya. 

Setelah kegiatan penelitian ini saya lakukan saya menemukan solusi terhadap masalah yang saya temukan aadalah dengan mengganti  model pembelajaran yang semula konvensional menjadi inovatif , serta menggunakan media pembelajatan yang terintegrasi dengen TPACK, selain itu perlu juga dilakukan kegiatan.motivasi untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dan pemberian latihan terhdap pembelajaran HOTS.

Tantangan yang saya hadapi selama melaksanakan kegiatan praktek ini adalah sebagai berikut,

  • Menyediakan media pembelajaran terintegrasi dengan TPACK. Dengan keadaan media, alat, dan bahan yang minim di unit kerja maka pengadaan media pembelajaran, alat, dan bahan memnutuhkan tenaga dan waktu yang ekstra.
  • Keadaan peserta didik yang terbiasa dengan model pembelajaran konvensional, membuat mereka sedikit kaku dan kurang percaya diri saat PPL sit in 1 dilaksanakan, ditambah dengan adanya beberapa kamera, tim rekam, dan guru lain, semakin membuat peserta didik kurang percaya diri, apa lagi untuk mengeksplor kemampuan dan kreatifitas saat pembelajaran dengan menggunakan model PBL dan PJBL.
  • menyusun jadwal PPL disertai dengan sit in dosen juga menjadi tantangan tersendiri, selain jadwalnya banyak berbenturan dengan kegiatan di sekolah, saya juga membutuhkan ijin dari kepala sekolah, guru pengajar di seklas XTB serta guru pengganti di kelas temapt saya mengajar, agar semua kegiatan KBM dapat terlaksana dengan baik.
  • Keadaan sekolah yang sedang melakukan pemekaran bangunan juga menjadi kendala yang cukup membuat saya kebingungan, dikarenakan suara bising efek pembangunan beberapa kali muncul dan mengganggu kualtas audio di dalam video PPL PPG saya. Bahkan setelah dilakukan PPL 1, kela XTB tempat saya melakukan PPL yang sudah saya dan rekan PPL PPG lain setting akhirnya harus dirobohkan karena akan dilakukan pemekaran bangunan. Sehingga rekaman PPL PPG 2, 3, dan 4 hrus terpaksa dilakukan di ruang serbaguna yang didalamnya banyak sekali barang jurusan Tata Busana. Hal tersebut membuat peserta didik dan saya membutuhkan waktu dan tenaga ekstra untuk menata dan menyetting kembali ruangan tersebut untuk kegiatan PPL PPG.
  • Terdapat beberapa peserta didik dengan kemampuan kurang membuat mereka kesulitan saat melakukan pembelajaran dengan strategi diskusi berkelompok. Peserta didik tersebut kesulitan melakukan komunikasi dan mengungkapkan pendapatnya.

Langkah-langkah yang saya lakukan untuk menghadapi tantangan adalah sebagai berikut,

  • Usaha untuk menyediakan dan menampilkan media pembelajaran yang menarik saya megubah format slide yang semula menggunakan power point menjadi menggunakan media canva berharap memberikan kesan yang lebih 4D, selain itu saya juga berusaha mencari media audio video untuk pembelajaran teks eksposisi dan puisi dengan menyeleksinya agar lebih menarik perhatian peserta didik.  Selain itu saya juga memohon ijin kepala sekolah untuk menyetting kelas dengan menambahkan layar LCD, pengeras suara, dan LCD di kelas XTB selama PPL berlangsung dan tidak dipindahkan (khusus untuk ijin kepala sekolah ini, prosesnya sangat a lot dan butuh diskusi berhari-hari).
  • Memberikan  motivasi dan penguatan materi terhadap peserta didik kelas X TB setaip akan dilakukan PPL. Meyakinkan dan memberikan pemahaman jika perekaman dilakukan untuk mengabadikan momen saja tidak ada kaitannya dengan penilaian. Selain itu usaha untuk memfamiliarkan tentang pembelajaran yang sudah disusun dalam RPP yang meliputi materi, tujuan, model, metode, strategi, media pembelajaran, hingga LKPD dan proyek yang harus diselesaikan juga diberikan setiap sebelum kegiatan PPL dilaksankan. Selain itu saya juga memberikan reward berupa kegiatan refreshing bersama saat nanti kegiatan PPG selesai dilaksanakan untuk memacu semangat peserta didik.
  • Mengatasi benturan jadwal juga menjadi hal yang cukup berat bagai saya maupun rekan sesama mahasiswa PPG yang ada di unit kerja saya. Namun demikian kami berusaha untuk memohon ijin dari kepala sekolah untuk mengubah jadwal kami, jadwal kelas XTB , maupun jadwal kewajiban mengajar kami dengan melibatkan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan rekan guru sejawat. Mesikpun pada kenyataannya tidak mudah dan membutuhkan beberapa pengondisin di sana-sini akhirnya pemasalahan tersebut dapat diatasi dengan baik.
  • Keadaan sekolah yang sedang melalukan pemekaran bangunan membuat kami tidak menemukan solusi agar suara bising kegiatan priyek tidak masuk ke dalam rekaman video. Namun demikian saya tetap berusaha untuk mengurangi agar kebisingan tersebut yang nantinya masuk ke dalam video PPL menjadi minim dengan cara berkomunikasi dengan koordinator proyek untuk mengetahui jam-jam berapa saja merka akan menggunakan alat yang mengeluarkan suara bising. Meskipun pada kenyataannya tidak bisa 100% audio bersih, setidaknya bisa mengurangi masuknya cemaran suara bising di video PPL saya.
  • Usaha untuk mengatasi kemampuan beberapa peserta didik baik akademis, maupun kemampuan untuk berkomunikasi saya atasi dengan strategi pembelajaran berkelompok dengan tipe heterogen. Pemilihan kelompok dilakikan secara acak sehingga memungkinkan terbentuk satu kelompok dengan anggota yang memiliki karakter beragam. Hal tersebut cukup efektif saat PPL 4 dengan model PJBL dan harus memproduksi 1 buah video musikalisasi puisi akhirnya masing-masing kelompom dapat saling bekerjasama melengkapi kekurangan masing-masing anggota kelompok hingga terciptalah sebuah karya yang cukup memuaskan jika melihat selama ini pembelajaran dilakukan dengan cara konvensional.

Dampak dari penerapan model pembelajaran PJBL pada pembelajaran memusikalisasikan puisi kelas XTB di SMK Sultan Agung Ngawen dengan mengolaborasikan media canva, audio video adalah sebagai berikut,

  • Adanya media pembelajaran yang teintegrasi dengan TPACK dan inovatif sangat menarik minat siswa dalam belajar. Mereka menjadi lebih aktif dalam bertanya, dan fokus untuk memproduksi proyek.
  • Penggunaan model pembelajaran Project Based Learning juga membuat peserta didik lebih termotivasi untuk mengasilkan karya (Proyek) yang baik agar layak ditampilkan. Selain itu merka juga memiliki memori yang baik saat bersekolah memiliki karya-karya yang indah.
  • Proses pembelajaran menjadi sangat menyenangkana karena peserta didik yang semula hanya terpaku pada buku teks dapat mengintegrasikan kegiatn mencari informasi melalui penggunaan gawai.
  • Kreatifitas siswa dalam mengedi video juga semakin terasah. Sebuah keterampilan yang tentunya mendukung pada genZ untuk aktualisasi diri.
  • Kegiatan diskusi juga melatih peserta didik untuk dapat menyapaikan pendapatnya dan berpikir kritis, selain itu hal tersebut juga semakin menambah keakraban anatar peserta didik, melatih memanagemen ego, emosi, saling menghargai, dan gotong royong.
  • Ada hasil peningkatan rasa percaya diri siswa dalam menyajikana puisi, yang semula hanya dibaca dan terkesan membosankan menjadi menyenangkan karena danya iringan instrumen lagu dan visualisasi dari peserta didik yang menjadi model.

Faktor Pendukung Keberhasilan Aksi rangkaian PPL adalah sebagai berikut,

  • Peesiapan penyusunan perangkat pembelajaran yang sudah baik dan berdasarkan konsultasi dengan dosen pembimbing dan guru pamong meliputi kesesuaian masalah dengan penggunaan media, metode, dan model pembelajaran.
  • Pemilihan media pembelajaran yang mudah diterima dan menarik perhatian peserta didik.
  • Instrumen penilaian yang disusun sudah sesuai dengan kempuan peserta didik.
  • Dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat, dan keluarga.
  • Kemauan dari peserta didik sendiri untuk berusaha lebih ekstra dari pada pembelajaran konvensional yang saya terapkan selama ini di sekolah.

Faktor Penghambat Keberhasilan Aksi

  • Pengaturan waktu yang harus menyesuaikan dengan tugas mengajar dan agenda kegiatan di sekolah.
  • Dukungan sarana dan prasarana di unit kerja yang masih sangat minim, serta perpindahan ruang rekaman PPL secara mendadak dikarenakan berbarengan dengan agenda lain.
  • Signal di gawai peserta didik yang kurang mendukung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun