Mohon tunggu...
Ellysaaaaaaaa
Ellysaaaaaaaa Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa - siapa.

Just Writing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mama Si "Penguasa" Keluarga

21 Mei 2020   06:24 Diperbarui: 21 Mei 2020   09:59 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jum'at, 15 Mei 2020 --- Minggu kedua di Bulan Mei seluruh dunia mendengungkan kasih kepada ibunda tercinta dalam Momen Hari Ibu Internasional. Dan pada tahun 2020 ini 10 Mei menjadi tanggal terpilih untuk menjadi bagian dari hari spesial tersebut. Tak kalah tertarik. Jum'at Tabaruk kembali berkontribusi dalam merayakan Hari Ibu Internasional tersebut. 

Mama si "Penguasa" Keluarga menjadi tema pilihan. Karena seperti yang kita tau bahwa mama/ibu ialah seorang yang sangat berperan dalam sebuah keluarga. Seperti yang dikatakan saudari Fatimah bahwasanya multiperan yang dimiliki ibu itu menjadikannya sebagai sang penguasa keluarga. Hal ini diakibatkan dari populernya budaya patriarki yang mana  selalu menempatkan perempuan berkaitan dalam hal domestik saja.

Tak lain dari penuturan saudara Nabil bahwa mama/ibu yang mana dikatakan "penguasa" disini karena peran mama yang sangat vital. Dalam islam pun sangat memuliakan makhluk Tuhan yang satu ini. Yang mana Islam melawan segala penindasan terhadap kaum perempuan. Pada masa pra -- islam di Arab mempunyai anak perempuan merupakan suatu aib. 

Namun setelah islam datang semua hal tersebut ditentang. Sudah termaktub dalam hadits Nabi yang mana kata ibu/mama disebutkan 3x setelahnya baru kata ayah sebagai seorang yang kita hormati. Karena itulah tak heran jika mama/ibu yang sangat multiperan itu dinisbatkan sebagai seorang yang sangat istimewa dan tak jarang menjadi "penguasa" keluarga karena sifat protektifnya.

Namun tak jarang juga semakin bertambahnya usia anak terbesit rasa gengsi dan malu hanya sekedar bermenja ria bersama mama. Memeluk contohnya. Hal simple yang harusnya mudah untuk dilakukan tapi karena terhalang malu akhirnya hal itu sulit dilakukan. Maka itu saudari Fatimah dan Saudara Nabil tak lupa memberikan tips untuk bisa memeluk mama tanpa rasa malu.

1. Pastikan di saat memeluk, ibu sebagi objek juga harus ada.

2. Melihat moment. Seperti pada saat sedih, terharu, senang, bahagia. Karena hal tersebut bisa membantu supaya keberanian kita untuk memeluk ibu bertambah.

3. Sering berkomunikasi dan berdo'a untuk ibu. Sehingga secara emosi dan batin kita selalu terhubung dan lebih dekat dengan ibu.

Tak jarang kita mendapati tabiat ibu yang galak ataupun bawel. Namun semata -- mata hal inilah yang membuktikan bahwa rasa khawatir timbul dalam diri ibu sebagai pembuktian rasa kasih sayang. Konektivitas anak dan orang tua lebih dominan kuat antara anak dengan ibu. Namun bukan berartiayah tak memiliki peran disini. 

Mungkin karena kewajiban seorang ayah yang sekedar mendidik dan mencari nafkah untuk keluarga menjadikan ibu mengambil alih segala kebutuhan keluarga. Untuk itu alangkah baiknya dalam Hari Ibu Internasional ini menjadikan pijakan bahwa setiap hari ialah hari ibu. Setiap hari ialah hari dimana semua kasih sayang haruslah dicurahkan kepada ibu. Selalu berdo;a untuk kebaikan orang tua adalah salah satu jalan untuk kebahagiaan mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun