Mohon tunggu...
dr. Ellen Rosiana E.R.
dr. Ellen Rosiana E.R. Mohon Tunggu... Dokter Umum -

Owner Best Dream -Terapi Anak Berkebutuhan Khusus

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Remaja Berkebutuhan Khusus, Mau Dibawa Kemana?

18 Oktober 2017   15:07 Diperbarui: 18 Oktober 2017   15:48 4003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.momjunction.com

Hidup terasa kurang indah rasanya, jika tidak dilengkapi belahan jiwa. Akankah kita akan berputus asa jika kita dikarunia seorang anak yang ternyata memiliki kekurangan? Jawabannya pasti tidak. Karena anak adalah titipan Tuhan, dan kita tidak akan kuasa menolak apa kehendak Tuhan.

Anak terlahir tanpa bisa memilih siapa yang akan menjadi orangtuanya, dan kita pun tidak bisa memilih menjadi orangtua dengan anak yang seperti apa, kita hanya bisa meminta. Kita percaya saja bahwa Tuhan juga akan memberikan yang terbaik menurut-Nya, bukan menurut kita.

Ketika kita dikaruniai seorang anak berkebutuhan, ada dua perasaan yang menimpa kita. Pertama, kita merasa bersyukur karena telah dikaruniai seorang anak. Kedua,  terkadang hati kita merasa sedih memikirkan masa depannya. Akankah indah hari-harinya? Ataukah suram masa depannya?

Pada saat masih kecil, kita mencoba untuk membawa anak masuk ke SD yang kita inginkan, tetapi semuanya tidak mudah. Banyak sekolah yang menolak anak berkebutuhan khusus, termasuk sekolah-sekolah favorit. Pada akhirnya kita menyerahkan anak kita ke SLB, sekolah yang mau menerimanya meskipun jumlah siswa disana terbatas.

Setelah menginjak dewasa, orang tua mulai merasakan betapa sulitnya anak berkebutuhan ini menghadapi dunia. Terkadang, ketika kita mengajak anak kita ke tempat umum, kita sebagai orang tua kewalahan untuk meminta maaf ke banyak orang, karena sering sekali merusak sesuatu ataupun barang milik orang lain.

Sebagai orangtua, yang pertama harus kita lakukan adalah jangan berputus asa. Kedua tetaplah konsisten dalam memberikan stimulasi. Artinya jangan biarkan anak disimpan dirumah, tanpa memberikan rangsangan untuk bersosialisasi.

Untuk bisa bersosialisasi, anak harus diikutsertakan dalam pusat terapi yang memiliki wawasan dan dapat meningkatkan keterampilan anak atau pengembangan vokasional sesuai bakat anak.

Setelah menginjak dewasa, yang menjadi titik tangkap adalah kesukaan dan potensi yang ada padanya, nantinya dikembangkan dan menjadi masa depan bahkan pekerjaanya.

Memang,  sepertinya tidak mudah mencari tempat terapi khusus anak berkebutuhan. SLB hingga SMALB hanyalah sebagai sarana belajar. Kebanyakan dari mereka yang sudah lulus akhirnya hanya menjadi penggangguran dan tidak beraktifitas.

Ketika anak-anak menginjak dewasa bagi orang tua yang memilliki karir, baik yang masih merintis atau sudah berada di puncak karir. Orangtua menjadi super sibuk demi jabatan dan tuntutan kebutuhan yang semakin tinggi. Pada akhirnya, anak hanyalah persoalan yang tidak terlalu dipikirkan dengan maksimal.

Kalau sampai terjadi kondisi rumah yang tidak mampu mengatasi anak remaja kita yang berkebutuhan, alangkah baiknya kalau orangtua mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus dalam suatu lembaga yang memiliki kemampuan untuk memberikan anak sebuah keterampilan/vokasional yang diperlukannya. Bila perlu, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, mereka tinggal di asrama yang disediakan oleh lembaga tersebut dan jemput satu minggu sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun