Awan ambigu sore ini tidak terlihat baik, dia pekat tapi tak kunjung membasahi bumi. Sama seperti awan sore ini, kita sebagai manusia juga kerap merasa tidak baik-baik saja, ada rasa yang campur aduk hingga sulit di cerna, ada marah yang ingin meluap dalam dada. Sering kali kita lupa kalau kita tidak sendiri, karena semua manusia pasti punya dua sisi yang sama yaitu sedih dan bahagia, ibarat dua sisi mata uang, manusia selalu mempunyai porsi yang pas tanpa kehilangan salah satu nya.
Setiap orang pasti punya masalahnya sendiri, ketika seseorang terlihat selalu baik-baik saja, itu bukan karena hidupnya sempurna, tapi dia pandai memilih porsi mana yang pantas dilihat orang lain. “urip iku mung sawang sinawang” itu kata pepatah jawa. Setiap masalah datang untuk di selesaikan dan tidak ada masalah yang tidak selesai, semua itu hanya tentang waktu.
Memang, kenyataan yang tak sesuai harapan kadang menjelma menjadi duri yang bisa mencabik-cabik seluruh bagian hati, hingga susah untuk merasa dan hampir mati rasa. Saat rasa sakit itu ada, seolah-olah diri ini hanya menginginkan waktu malam, saat mata bisa terpejam, dan perasaan seketika menjadi hambar. Lalu tiba-tiba menjadi benci kepada matahari yang menyingsing, yang mengharuskan membuka mata dan kembali melihat realita.
Tapi sering kali kita lupa, bahwa Kesal, kecewa, marah, bersumber dari ekspektasi diri sendiri yang tidak sesuai realita. kita menaruh harapan pada hal-hal diluar kendali kita. Kita memang punya kendali tapi hanya kendali untuk diri sendiri, iyaa! hanya diri sendiri, seperti pikiran, ucapan, tindakan, dan juga membuat harapan sembari mengusahakannya. Namun selain itu, semua di luar kendali kita, termasuk hasil dari usaha keras yang dibangun.
Jika terasa sesak dan tidak ada jalan lain, tenang! Masih ada jalur langit yang terbuka lebar, langitkan harapan-harapanmu setinggi-tingginya, biarlah lah ia menggantung disana, Karna Doa itu ibarat anak tangga, dan apa yang kau semogakan adalah singgasana yang berada di ujungnya. Cepat atau lambat seseorang yang menaiki anak tangga itu pasti akan sampai juga.
-Sebuah Narasi