Mohon tunggu...
Ela Istiqomah
Ela Istiqomah Mohon Tunggu... Freelancer - bukan penulis tapi kadang ingin menulis tulisan walau tidak jago menulis..

mahasiswa aktif Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Jakarta 2014

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Daffodil

1 Mei 2020   19:00 Diperbarui: 1 Mei 2020   19:01 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Ciputat, 12 Juli 2017


***  


Hujan baru saja berhenti turun, saat lelaki itu beranjak untuk pulang, karena hari sudah menunjukkan pukul 11.30  malam. Laki-laki yang sedari tadi duduk bercerita dan berkeluh kesah tentang kisahnya hari itu. Mengajakku tertawa, terkadang bergelayut manja di pangkuanku, bahkan tak malu untuk bersandar di pundakku. Kisahnya hari itu cukup melelahkan baginya, ia sedang ada di posisi terbawahnya saat itu. Segala hal, ia pikirkan seorang diri. Bahkan, aku sengaja tak ia ajak bertukar-pikiran.


"Ah sungguh menyebalkan" umpatku dalam hati. Melihat ia hanya termenung seorang diri dan dengan wajah yang cukup menyebalkan untuk aku lihat malam itu. Berkali-kali aku rayu dirinya agar ia sedikit menyunggingkan senyum di wajahnya. Tapi berkali-kali pula ia malah memarahiku memintaku untuk tidak mengajaknya bergurau.


"Aahh kan, bete lagi bete lagi kan." Kesalku padanya. Sambil berbalik badan dan memasang wajah kesal disampingnya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun