Mohon tunggu...
Ella Zulaeha
Ella Zulaeha Mohon Tunggu... Self Employed -

Jadikan sabar dan sholat senagai penolongmu

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Terima Aku Apa Adanya, Bukan Ada Apanya"

30 Mei 2012   07:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:36 2944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13383613851936005894

[caption id="attachment_179743" align="aligncenter" width="400" caption="Doc: http://arimurti-indo.blogspot.com"][/caption]

"Usiaku sudah 28 tahun, mbak.  Ingin rasanya segera menikah. Tapi kenapa ya koq aku jadi ragu, minder sekaligus gak pede dengan diriku sendiri?". Pernyataan itu terlontar dari seorang gadis sebut saja namanya Ayu. Saya tanya mengapa Ayu merasa minder dan tidak percaya diri, apa sebab?

Ayu kembali melanjutkan ucapannya "Aku berasal dari keluarga sederhana. Ibuku seorang janda yang hanya mengandalkan gaji pensiunan almarhum ayah. Sedangkan Anggoro pacarku, dia mapan dan berasal dari keluarga terpandang. Orang tuanya tajir banget, mbak! Hidup aku sama dia gak selevel!"

Bukankah Ayu seharusnya senang memiliki kekasih yang mapan dan berasal dari keluarga terpandang? Setahu saya jaman sekarang ini banyak perempuan yang berlomba-lomba mencari pacar yang "berkepribadian", artinya memiliki rumah pribadi, mobil pribadi atau rekening pribadi. Semua demi sebuah gaya hidup yang cenderung hedonisme, materialistis dan lebih mementingkan penampilan lahiriah yang selalu nampak modis dan serba mewah demi menutupi jati diri mereka yang sebenarnya.

Namun yang terjadi pada Ayu, dia justru merasa tak percaya diri dengan apa yang ada di dirinya. Di awal hubungannya dengan Anggoro, Ayu memang sangat menikmati. Diantar jemput kerja oleh Anggoro dengan mobil menterengnya. Siapa juga orangnya yang menolak dicintai pria seperti Anggoro. Cakep, baik, low profile dan penyayang. Untuk standar calon suami, Anggoro lah juaranya.

Beberapa tahun lalu Ayu jatuh cinta pada Anggoro bukan karena Anggoro tajir. Yang Ayu tahu, Anggoro seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan besar. Mereka berkenalan saat sama-sama menghadiri seminar di sebuah hotel berbintang di Jakarta.

Saya bisa memaklumi kegalauan Ayu. Di saat usia yang pas untuk berumah tangga, barulah Ayu menyadari bahwa kesenjangan hidup antara dirinya dan Anggoro bisa saja menjadi jurang pemisah hubunngan mereka.

Yang sangat disayangkan, Anggoro ternyata selama ini belum menceritakan kepada orang tuanya, siapa kekasihnya dan berasal dari keluarga apa. Sekalipun Anggoro pernah membawa Ayu ke rumahnya, namun Ayu belum sempat berjumpa dengan orang tua Anggoro.

Bukan Ayu saja yang pernah mengalami kejadian seperti itu. Kemudian saya berbagi pengalaman dengan Ayu. Saya pernah mengalami galau karena minder dan gak pede. Waktu itu karena si calon pacar memiliki wajah ganteng. Saat dia saya bawa ke rumah, ibu saya mengatakan pria itu tak pantas buat saya, alasannya kegantengan! Hikss.. kasian ya 

Pengalaman itu menjadikan saya lebih berhati-hati dalam mencari pasangan. Sebelum terjebak dalam rasa suka apalagi rasa cinta dengan laki-laki itu, sejak awal perkenalan saya selalu berterus terang dengan kondisi saya yang sebenarnya. Bagaimana keluarga saya, seperti apa rumah saya, siapa orang tua saya.

Hal itu saya lakukan agar si dia tahu apa dan bagaimana kehidupan saya yang sebenarnya. Saya juga minta kepadanya bila hubungan ini berlanjut, orang tuanya harus tahu dengan siapa putranya menjalin hubungan. Jika si dia sudah mengetahui latar belakang keluarga saya, bolehlah hubungan itu berlanjut lebih serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun